Jogja
Kamis, 22 Desember 2016 - 04:40 WIB

ANTISIPASI BENCANA ALAM : BPBD Bantul Lakukan Simulasi Tsunami

Redaksi Solopos.com  /  Sumadiyono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi Tsunami (Okezone)

Simulasi itu dialakukan untuk menjadikan warga siap siaga dengan potensi bencana.

Harianjogja.com, BANTUL—Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bantul melakukan simulasi bencana Tsunami di kawasan Pantai selatan, Tepatnya di Desa Parangtritis, Kecamatan Kretek, Bantul. Simulasi itu dialakukan untuk menjadikan warga siap siaga dengan potensi bencana.

Advertisement

Pelaksana Harian Kepala BPBD Bantul, Dwi Daryanto mengatakan simulasi bencana tsunami merupakan bagain dari kesiap siagaan dalam menghadapi potensi bencana. ”Simulasi ini bertujuan untuk meningkatkan kesiapsiagaan jika secara tiba-tiba musibah tersebut datang,” kata dia, Rabu (21/12/2016).

Dikatakannya, Desa Parangtritis merupakan desa yang termasuk dalam zona rawan gempa berpotensi tsunami. Simulasi diadakan dengan tujuan memberikan edukasi kepada warga bila secara mendadak musibah tersebut datang, warga sudah siap dan tidak gagap menghadapinya.

Dalam simulasi gempa 7,5 skala richter yang berpusat di laut selatan Parangtritis itu, kemudian menimbulkan gelombang tsunami setinggi 15 meter. Memporak-porandakan ratusan rumah dan gelombang menyapu daratan sejauh lima kilometer.

Advertisement

Akibatnya sebanyak 150 orang meninggal dunia, luka berat 75 orang dan 200 orang mengalami luka-luka ringan. Sejumlah korban kemudian di evakuasi ke barak pengungsian di Balai desa Bantul, yang digambarkan sebagai tempat paling aman yang berada di daratan tinggi.

Proses evakuasi selain dilakukan oleh BPBD, juga yang dibantu petugas dari Pol Air , TNI AU, Polsek, Koramil, SAR, Forum dan Pengurangan Resiko Bencana (FPRB) Desa Parangtritis. “Ada 2.000 orang yang terlibat dalam simulasi ini. Baik warga sekitar ataupun petugas evakuasi,” ujarnya.

Sementara itu salah satu warga yang mengikuti simulasi, Nursini asal Dusun Grogol X mengaku telah mamahami bagaimana menghadapi bencana. Meskipun kata dia simulasi baru diadakan pertama kali, dia menyebut telah bisa membayangkan apa yang harus dilakukan saat kondisi bencana.

Advertisement

Andai memang terjadi gempa dan diikuti tsunami, dia telah memiliki gambaran untuk menyelamatkan diri. Kata dia tepat di belakang rumahnya merupakan sebuah bukit yang menjulang, yang dapat dijadikan tempat menyelamatkan diri jika memang gelombang tsunami benar terjadi.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif