Soloraya
Rabu, 21 Desember 2016 - 16:40 WIB

BENCANA KARANGANYAR : 2 Retakan Baru di Ngargoyoso Bahayakan 19 Keluarga

Redaksi Solopos.com  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pengguna jalan melintas di jalan Dusun Plosorejo, Desa Plosorejo, Kecamatan Kerjo, Karanganyar, yang mengalami pergerakan tanah sejak awal Desember 2016. Foto diambil pekan lalu. (Kurniawan/JIBI/Solopos)

Bencana Karanganyar, dua retakan baru muncul di tanah wilayah Ngargoyoso.

Solopos.com, KARANGANYAR — Tingginya intensitas hujan tahun ini memicu terjadinya retakan tanah di dua lokasi berbeda, yakni di Dusun Banjarsari di Desa Girimulyo, dan Dusun Sabrang di Jatirejo, Kecamatan Ngargoyoso, Karanganyar.

Advertisement

Sebanyak 19 keluarga masuk dalam radius bahaya longsor di dua lokasi tersebut. Penjelasan itu disampaikan Camat Ngargoyoso, Agung Respati, saat ditemui Solopos.com, Rabu (21/12/2016), di Karanganyar.

“Retakan di Banjarsari membuat 16 keluarga mengungsi tiap kali hujan turun lebih dari satu jam. Lebih parah lagi, retakan di Sabrang sudah memaksa tiga keluarga mengungsi permanen,” tutur dia.

Advertisement

“Retakan di Banjarsari membuat 16 keluarga mengungsi tiap kali hujan turun lebih dari satu jam. Lebih parah lagi, retakan di Sabrang sudah memaksa tiga keluarga mengungsi permanen,” tutur dia.

Kondisi bangunan rumah tiga keluarga di Sabrang sudah retak-retak dan berpotensi ambruk. Pemilik rumah mengungsi ke rumah saudara dan kerabatnya masing-masing. (Baca juga: Tanah Retak, 36 Rumah Warga Perlu Direlokasi)

Sedangkan retakan tanah di Banjarsari belum sampai membuat bangunan rumah warga rusak. Tapi panjang retakan yang diperhitungkan mencapai 150 meter berpotensi longsor bila terjadi hujan.

Advertisement

“Untuk tiga keluarga di Sabrang disiapkan lahan oleh pemerintah desa masing-masing seluas 300 meter persegi. Tapi untuk pembuatan bangunan rumah menunggu bantuan Pemkab,” imbuh dia.

Agung menjelaskan retakan tanah di Banjarsari dan Sabrang terjadi sekitar dua bulan lalu. Kondisi geografis wilayah Ngargoyoso yang merupakan lereng diakui rentan terjadi bencana longsor.

“Sepanjang musim penghujan ini pun beberapa kali terjadi longsor kecil di sejumlah lokasi. Tapi warga dan sukarelawan langsung bergotong royong membersihkan longsoran,” ujar dia.

Advertisement

Terpisah, Wakil Bupati (Wabup) Karanganyar, Rohadi Widodo, memerintahkan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Karanganyar mengintensifkan pemantauan retakan-retakan tanah.

Langkah antisipatif untuk mencegah jatuhnya korban jiwa harus dikedepankan. Bila kondisi rumah memang dinilai sudah tak layak ditinggali, warga pemilik rumah diimbau mengungsi secara mandiri.

Politikus Partai Keadilan Sejahtera (PKS) tersebut juga meminta pejabat pemangku wilayah aktif memantau kondisi daerah masing-masing. Apalagi musim hujan diprediksi masih panjang.

Advertisement

“BPBD harus menginventarisasi lokasi-lokasi baru retakan tanah dan memetakan kondisinya. Lakukan langkah-langkah yang diperlukan untuk mencegah jatuhnya korban jiwa,” seru dia.

Berdasarkan catatan Solopos.com, saat ini terdapat beberapa retakan dan pergerakan tanah di Karanganyar. Salah satunya di Pokoh, Seloromo, Jenawi, yang mengancam tiga rumah warga.

Di Kecamatan Karangpandan ada 36 rumah warga yang terancam terdampak longsor menyusul retakan tanah di Gondanggentong, Nigasan, dan Banjarbuntung, Desa Gerdu. Sementara enam keluarga di RT 002/RW 004 Dusun Plosorejo, Desa Plosorejo, Kecamatan Kerjo, terpaksa mengungsi mandiri menyusul munculnya retakan tanah awal Desember ini.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif