Jogja
Selasa, 20 Desember 2016 - 03:20 WIB

KISAH INSPIRATIF : 30 Tahun Berkiprak di BI, Ini Kisah Arief Budi Santoso

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - i Kepala Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) DIY, Arief Budi Susilo (Desi Suryanto/JIBI/Harian Jogja)

Kisah inspiratif mengenai perjalanan karier Kepala KPw BI DIY

Harianjogja.com, JOGJA — Arief Budi Santoso sudah 30 tahun berkiprah di Bank Indonesia. Di DIY, ia menjabat sebagai Kepala Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) DIY. Dalam kariernya, ia sudah berpindah-pindah ke berbagai daerah. Ia selalu berhasil menyesuaikan diri dengan lingkungan barunya karena memiliki prinsip yang selalu dianut.

Advertisement

“Di mana bumi dipijak, di situ langit dijunjung. Artinya, saya tidak bisa menerapkan kebiasaan saya di tempat lama ke tempat baru,” ujar bapak dari tiga putri ini kepada Harian Jogja ketika ditemui di KPw BI DIY, Jogja, Kamis (15/12/2016).

Lulusan UGM ini memiliki cara ampuh lainnya untuk bisa berbaur dan diterima dengan baik di setiap lingkungan barunya. Ia berupaya selalu memberikan yang terbaik dari dirinya dan selalu bersikap baik terhadap sesama rekan kerja, kolega, hingga masyarakat sekitar.

Advertisement

Lulusan UGM ini memiliki cara ampuh lainnya untuk bisa berbaur dan diterima dengan baik di setiap lingkungan barunya. Ia berupaya selalu memberikan yang terbaik dari dirinya dan selalu bersikap baik terhadap sesama rekan kerja, kolega, hingga masyarakat sekitar.

“Kalau kita mau dihormati, kita harus hormati orang lain dulu. Kalau mau orang lain baik dengan kita, kita harus baik dulu sama orang lain. Saya akan berikan yang terbaik dari saya,” ungkap dia.

Pada mulanya, Arief bercita-cita ingin menjadi seorang dosen. Namun, setelah lulus kuliah di UGM pada 1985, promotornya di UGM sedang berada di luar negeri sehingga tidak bisa bertemu. Saat itu, ia sudah memasukkan lamaran kerja ke berbagai tempat termasuk Bank Indonesia. Pria kelahiran Solo ini pun langsung diterima.

Advertisement

Misalnya saja, saat ia mengepalai KPw BI DIY, ia harus ikut mengurusi Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID), Gerakan Nasional Non Tunai (GNNT), dan lainnya. Semua fungsi bank sentral harus ia kuasai.

Untuk komposisi daerah, ia lebih banyak ditugaskan di Indonesia bagian timur. Perjalanan karirnya diawali di Kendari dengan mengurusi bagian kredit, dilanjutkan di Bandung sebagai pengawas bank. Kemudian, ia dipindah ke Jayapura sebagai pengawas bank dan pindah lagi ke Manado untuk mengurusi bagian moneter.

Setelah itu, ia ditarik ke Jakarta untuk menangani sistem pembayaran. Makassar menjadi tempat tujuan berikutnya dengan menjabat Deputi Kepala Perwakilan, kemudian ia ditempatkan di DIY sebagai Kepala KPw BI DIY. Ia sudah sekitar 3,5 tahun menjabat di DIY. Rata-rata ia berada di masing-masing daerah selama tiga tahun. Namun, Bandung menjadi kota terlama ia singgah yakni hingga 5,5 tahun.

Advertisement

Ketika pertama kali bekerja, ia mengaku merasa stres karena harus bekerja sebagai pegawai baru di lingkungan yang baru. Suasana kekeluargaan merupakan solusi baginya. Suami dari seorang dokter spesialis mata ini percaya, kekeluargaan bisa mencairkan suasana sehingga ketika terjadi sebuah masalah akan lebih mudah mencari solusi.

“Semua masalah ada solusinya selama ada komunikasi,” kata dia.

Arief juga aktif berolahraga bersama dengan rekan kerja dan stake holders. Tujuannya, selain untuk kesehatan juga untuk menjadi keakraban dan memelihara kedekatan dengan rekan kerja dan kolega. Namun, saat berada di DIY, kesibukannya semakin meningkat sehingga waktu berolahraga bersama menjadi berkurang.

Advertisement

“Untuk menjaga hubungan baik dengan stake holders, saya berusaha datang pada setiap undangan yang ditujukan kepada saya. Kalau tidak ada halangan atau keperluan lain, pasti saya akan datang sendiri,” ucap pria yang memiliki hobi bersepeda dan jogging ini.DIY Berkesan
Setiap daerah yang ia singgahi selalu memberikan kenangan tersendiri. Namun, sejauh ini DIY merupakan tempat yang paling berkesan karena ia kuliah di UGM sehingga bernostalgia. Selain itu, masyarakat DIY memiliki karakter tersendiri sehingga memerlukan perlakuan berbeda.

“Di sini tidak bisa kaku. Penyelesaian masalah lebih menggunakan otak kanan. Harus lebih bijaksana,” tutur dia.

Arief dipandang sebagai sosok yang mengayomi dan merangkul semua lini. Kepercayaannya kepada wakil dan karyawan membuat mereka percaya diri dan mantap bekerja.

“Sebagai wakil, saya sangat nyaman mendampingi beliau. Trust dari Pak Arief membuat saya tidak ragu-ragu untuk menjalankan roda kepemimpinan ketika beliau sedang tugas dinas luar,” ujar Deputi Kepala KPw BI DIY Hilman Tisnawan.

Hilman mengatakan, di mata karyawan, Arief merupakan sosok yang mengayomi, sehingga relatif permasalahan internal pegawai yang kerap terjadi di sebuah institusi, tidak terjadi di bawah kepemimpinan Arief. Hal yang menonjol dari sosok Arief adalah engagement yang sangat baik dengan stake holders.

“Rasanya semua mitra kerja beliau, baik di Forkominda maupun di pelaku bisnis dan pelaku UMKM, sangat erat dan cair hubungan kerjanya. Ini penting sekali bagi Bank Indonesia sebagai lembaga negara yang nature tugasnya mengharuskan memiliki komunikasi yang sangat baik dengan pemerintah dan swasta,” ungkap dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif