Soloraya
Selasa, 20 Desember 2016 - 09:10 WIB

Diprotes Warga, Rencana Pencopotan Meteran Bundar di Klaten Jalan Terus

Redaksi Solopos.com  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Seorang warga Sekarsuli, Klaten, menunjukkan surat dari PLN ihwal pencopotan meteran bundar di rumahnya, belum lama ini. (Ponco Suseno/JIBI/Solopos)

Pencopotan meteran bundar oleh PLN di Klaten akan terus dilakukan meski diprotes warga.

Solopos.com, KLATEN  — Manajer PT PLN (Persero) Klaten, Aris Edi Susangkiyono, menegaskan rencana pencopotan meteran bundar atau soket yang terpasang di rumah pelanggan wilayah Klaten tetap jalan terus meski ada penolakan dari warga.

Advertisement

Hingga saat ini, jumlah pelanggan listrik di Klaten yang masih menggunakan meteran bundar mencapai 210.000 pelanggan. Hal itu diungkapkan Aris Edi Susangkiyono saat ditemui wartawan di Gardu Induk Tegangan Ekstra Tinggi (GITET) Pedan, Senin (19/12/2016). Pencopotan meteran bundar akan dilakukan secara bertahap mulai awal 2017.

“Pencopotan meteran bundar di rumah warga tetap dilakukan. Hal itu termasuk di Sekarsuli, Klaten Utara. Sebenarnya, sosialisasi sudah dilakukan sekitar 2007 atau 2008. Kegiatan beberapa waktu lalu [di Sekarsuli] memang pencopotan paksa, namun tetap ditentang warga,” kata dia.

Aris Edi Susangkiyono menyebutkan jumlah pelanggan PLN di Klaten mencapai 520.000 pelanggan. Dari jumlah tersebut, meteran bundar terpasang di rumah warga hampir mencapai 50 persennya.

Advertisement

“Kami sudah bertekad untuk mengganti meteran bundar dengan meteran berdaya 450 Kwh. Masyarakat sudah paham kenapa kami akan mengganti meteran itu. Soalnya, meteran bundar itu tak ada batasan dayanya. Yang perlu diketahui, pencopotan meteran bundar itu dalam rangka mengganti Kwh meter yang sudah mencapai 30 tahun. Salah satu persoalannya di sini kan untuk memenuhi keadilan,” katanya.

Aris mengaku membutuhkan campur tangan Pemkab Klaten terkait rencana pencopotan meteran di rumah pelanggan. Pencopotan meteran bundar dapat menghemat penggunaan daya sekaligus menguntungkan negara.

“Yang diuntungkan dalam hal ini sebenarnya negara. Jadi, bukan kami [PLN]. Makanya, perlu didukung Pemkab ke depannya,” katanya tanpa memerinci jumlah penghematan yang akan diperoleh negara setelah mencopoti meteran bundar di rumah warga.

Advertisement

Sebagaimana diketahui, pencopotan meteran bundar di Sekarsuli, Kecamatan Klaten Utara, Selasa (13/12/2016), ditolak warga setempat. Jumlah pelanggan PLN di Sekarsuli yang masih menggunakan meteran bundar sekitar 664 pelanggan. Rencana penggantian KWH meter usia di atas 10 tahun itu di-back up aparat keamanan di Klaten.

“Kalau kami dari Pemerintah Desa (Pemdes) Sekarsuli tetap meminta PLN berembuk dengan warga terlebih dahulu sebelum ada pencopotan,” kata Kepala Desa (Kades) Sekarsuli, F.X. Siswanto.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif