Jogja
Senin, 19 Desember 2016 - 01:20 WIB

UMKM JOGJA : Padukan Desain Modern dengan Sentuhan Alam

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Deddy Effendy Anakottapary sebagai owner dari Palem Craft Jogja ketika ditemui di gerainya di Jogja, Jl KHA Dahlan No 8, Jumat (16/12/2016). (Kusnul Isti Qomah/JIBI/Harian Jogja)

UMKM Jogja kali ini memadukn sentuhan alam dan modern.

Harianjogja.com, JOGJA — Palem Craft Jogja berdiri sejak 16 tahun yang lalu. Produk-produknya merupakan kerajinan yang memadukan desain modern dengan sentuhan alam. Karya yang dihasilkan pun menjadi idola pasar ekspor.

Advertisement

Deddy Effendy Anakottapary sebagai owner dari Palem Craft Jogja mengatakan, produk yang dibuat memang berbasi alam misalnya kerang, biji-bijian, kayu, limbah kayu, batu apung, rotan, serta daun-daunan.

“Ternyata material alam di Indonesia sangat melimpah dan setelah jadi produk punya nilai lebih. Semua didesain sendiri, produksi sendiri, dan dipasarkan langsung ke pembeli,” ujar dia kepada Harianjogja.com di Gerai Palem Craft Jogja Jl KHA Dahlan No 8, Jumat (16/12/2016).

Advertisement

“Ternyata material alam di Indonesia sangat melimpah dan setelah jadi produk punya nilai lebih. Semua didesain sendiri, produksi sendiri, dan dipasarkan langsung ke pembeli,” ujar dia kepada Harianjogja.com di Gerai Palem Craft Jogja Jl KHA Dahlan No 8, Jumat (16/12/2016).

Ia mengatakan, setelah mengeksplorasi bahan alam, ia menemukan banyak peminat atau pembeli dari luar negeri. Meskipun memiliki jati diri sebagai UKM, sistem manajemen diterapkan dengan ketat. Pembukuan juga dilakukan dengan tertib. Kualitas dan kemasan dalam pengiriman semua berstandar internasional.

“Kami sudah lengkapi dokumen ekspor pakai nama kami sendiri dan kayu yang digunakan sudah memiliki SVLK. Untuk elektrikal kami datangkan dari Tiongkok yang sudah tersertifikasi juga. Bahan yang digunakan ramah lingkungan dan bersertifikasi,” ungkap dia.

Advertisement

Hasil produksi mayoritas untuk keperluan ekspor. Adapun negara tujuannya Amerika Serikat, Djibouti, Jamaika, dan beberapa negara di Eropa lainnya. Dalam setahun, minimal ada satu kali pengiriman ke negara tujuan. Namun, ada pula yang pesan hingga empat kali.

Produk yang disediakan misalnya lampu, vas, guci, cermin, lilin, Produknya ada jenis nya lampu, vas, guci, cermin, lilin, dekorasi, meja, kursi, dan beberapa produk lainnya. Pesanan yang datang dari luar negeri didominasi lampu dan vas degan porsi 60%. Sisanya merupakan kombinasi dekorasi dan furnitur kecil.

“Kami juga masih meraba-raba pasar di Rusia yang memang belum bisa temukan celah. Selain itu, untuk Korea juga belum bisa masuk. Kalau Australia, kami sudah bisa masuk, tapi memang kondisi ekonomi di sana yang sedang kurang bagus,” kata dia.

Advertisement

Ia mengatakan, minimal satu kontainer produk dikirimkan untuk masing-masing negara tujuan. Namun, ada pula yang gabungan dengan produk dari perajin lainnya. Untuk memproduksi pesanan, ia mempekerjakan 15 tenaga kerja. Namun, ia juga memiliki binaan kluster di Bantul sebanyak 50 hingga 100 orang. Jumlahnya binaan yang digandeng tergantung dari kebutuhan produksi. Mereka semua sudah dibina agar memiliki standar kualitas yang laku di pasar internasional.
Manfaatkan Bahan Alam

Dari segi kebutuhan material, Palem Craft Jogja mengangkat bahan yang berasal dari alam yang berada di sekitar. Ia juga mengaryakan biji buah mahoni yang memiliki pola yang unik. Kreativitas menjadi modal utama untuk mengasilkan produk yang unit dan bemutu. Ia juga memanfaatkan pelepah pisang, potongan kerang, bambu, dan masih banyak lagi.

Semua bahan alami yang digunakan berasal dari Indonesia. Ia menyebutkan, biji mahoni didapatkan dari DIY dan sekitarnya, kerang dari Surabaya dan Situbondo, rotan dari Kalimantan, batu apung dari Lombok, kaca dari DIY, bambu dari Jawa Tengah. Selain itu, ia juga menggunakan kayu yang bersetifikat dan bahan-bahan lainnya.

Advertisement

Untuk ide produksi, kegemarannya menggambar memudahkan dalam menuangkan ide baru yang muncul. Dalam seminggu, ia mendapatkan empat hingga lima ide baru. Ide-ide itu kemudian dikumpulkan menjadi sebuah buku untuk didiskusikan dengan pelanggan. Ketika cocok, maka akan dilakukan produksi untuk model yang disepakati.

Ia memanfaatkan segala pintu pemasaran baik offline maupun online. Pesanan yang masuk banyak yang datang dari pameran yang rutin diikuti baik nasional maupun internasional.Ia sudah tiga kali mengikuti pameran di Jerman dan akan menjadi empat kali dengan keikutsertaan tahun depan. Selain itu, ia juga pernah pameran di Dubai, Jepang, Tiongkok, Rusia.

Tantangan yang sedang dihadapi saat ini adalah adanya regulasi yang cukup ketat untuk standarisasi produk. Ia harus terus berupaya agar produknya bisa langsung diterima pasar misalnya dengan memastikan produknya ramah lingkungan, kandungan racun yang minim, dan lebih terjamin keamanannya.

Kemudian, kondisi pelemahan ekonomi di negara tujuan juga menjadi pertimbangan. Pasalnya, barang kerajinan bukan kebutuhan primer tetapi kebutuhan sekunder. Hal ini menjadi tantangan di mana ia harus menyajikan produk yang baru setiap waktunya sehingga pasar tidak jenuh tetapi tetap dengan harga yang kompetitif.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif