News
Minggu, 18 Desember 2016 - 18:35 WIB

Yahoo Dibobol, Masyarakat Diminta Tak Lagi Pakai "Gratisan"

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi email (JIBI/Dok)

Belajar dari dampak Yahoo yang dibobol, masyarakat diminta tak lagi memakai layanan gratisan.

Solopos.com, JAKARTA — Pembobolan data center Yahoo dan pencurian 1 miliar akun dinilai menjadi peringatan bagi masyarakat agar berhati-hati menggunakan layanan email. Ketua Umum Indonesia Cyber Security Forum (ICSF), Ardi Sutedja, mengimbau masyarakat agar tidak lagi menggunakan layanan gratis yang dinilai rawan dari sisi keamanan data.

Advertisement

“Kini sudah saatnya masyarakat memikirkan agar tidak lagi menggunakan layanan gratisan dan pola pikir masyarakat terhadap Internet juga harus berubah,” katanya kepada Bisnis/JIBI, Minggu (18/12/2016).

Dia mengatakan implementasi Peraturan Pemerintah (PP) No. 82/2012 tentang perlindungan data pribadi (yang masih digodok pemerintah) tidak akan membedakan budaya masyarakat terhadap Internet. Ardi mengatakan alasan pembobolan seringkali terjadi karena sumber daya manusia (SDM) yang tidak memahami teknologi dan cara mengantisipasi berbagai celah keamanannya.

“Masalah SDM memang jadi tantangan paling berat di seluruh dunia saat ini. Tidak hanya Yahoo yang dibobol karena masalah SDM, tetapi juga NSA [National Security Agency] ikut kebobolan,” ujarnya. Baca juga: Yahoo Dibobol, Indonesia Mendesak Punya Platform Email Nasional.

Advertisement

?Sementara itu, Principal Security Researcher Kaspersky Lab, David Emm, menilai pengumuman pembobolan yang terjadi terhadap miliaran akun Yahoo dinilai tidak akan memberikan pertolongan apapun kepada penggunanya. Artinya, pengguna tetap dirugikan karena datanya bocor kepada pihak ketiga.

“?Insiden pelanggaran keamanan yang dialami Yahoo ini menggarisbawahi pentingnya regulasi untuk mengambil tindakan agar data pelanggan lebih aman,” tuturnya.

Seperti diketahui, berdasarkan data Kaspersky Lab lebih dari 1 miliar akun Yahoo telah diretas oleh pihak ketiga pada Agustus 2013. Kemudian sekitar 500 juta akun Yahoo kembali bocor ?September 2016. Beberapa data yang dicuri oleh peretas pada akun Yahoo tersebut di antaranya adalah informasi nama, nomor telepon, alamat email, dan password.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif