SOLOPOS.COM - Solopos Hari Ini Minggu (18/12/2016)
Solopos hari ini mengabarkan kekalahan Timnas Indonesia di Piala AFF 2016.
Solopos.com, SOLO — Solopos hari ini edisi Minggu (18/12/2016) mengabarkan Timnas Indonesia yang gagal menjadi juara Piala AFF 2016 setelah dikalahkan tuan rumah Thailand dengan skor agregat 3-2, Sabtu (17/12/2016).
Harian Umum Solopos hari ini juga mengabarkan perpisahan menyakitkan kapten Timnas Indonesia, Boaz Solossa, yang memutuskan pensiun dan ekpansi soto Boyolali hingga ke pelosok negeri.
Simak kabar Harian Umum Solopos hari ini, Minggu:
Simak kabar Harian Umum Solopos hari ini, Minggu:
PIALA AFF 2016 : Indonesia, Kami Tetap Bangga
Kisah dongeng Timnas Indonesia di Piala AFF 2016 harus berakhir menyedihkan setelah takluk 0-2 dari Thailand dalam leg kedua final di Stadion Rajamangala, Bangkok, Thailand, Sabtu (17/12/2016).
Simak selengkapnya: epaper.solopos.com/
BOAZ SOLOSSA : Perpisahan Menyakitkan
Boaz Solossa tak kuasa menahan air mata saat wasit Mohd Abdullah asal Uni Emirat Arab meniup peluit panjang tanda berakhirnya leg kedua final Piala AFF di Stadion Rajamangala, Bangkok, Sabtu (17/12/2016).
Kapten Timnas Indonesia ini tampak memisahkan diri dari rekan-rekannya. Menyediri dalam kesunyian seusai Timnas kalah agregat 2-3 dari Thailand. Rekannya sesama asal Papua, Rudolf Yanto Basna, sempat menghampiri dan memeluk seniornya itu.
Tak lama kemudian pelatih Alfred Riedl dan sejumlah asisten giliran menyambangi striker berusia 30 tahun itu. Mereka larut dalam kesedihan. Skuat Garuda tampak tahu ada kabar tidak mengenakkan yang bakal disampaikan sang kapten.
Benar saja, Boaz yang telah membela Indonesia dalam tiga edisi Piala AFF (2004, 2014, dan 2016) memutuskan pensiun dari Timnas. Boaz menilai banyak pemain muda yang dapat menggantikannya di Skuat Garuda. Selama 12 tahun membela Timnas senior, Boaz telah mencetak 16 gol dari 48 penampilan.
Simak selengkapnya: epaper.solopos.com/
BISNIS KULINER : Ekspansi Soto Boyolali hingga Pelosok Negeri
Berjajar di antara lezatnya makanan daerah lain, soto khas Boyolali tetap selalu di hati pembeli. Tak ayal, ekspansi makanan segar berkuah bening ini terus bergerak hingga pelosok negeri.
Pakar Ketimuran asal Prancis, Dennys Lombar, dalam bukunya Nusa Jawa: Silang Budaya menyebut soto sebagai makanan akulturasi. Dibawa masyarakat Tiongkok dengan nama caudo, makanan berkuah ini berganti ejaan menjadi coto dan tauto.
Kelengkapan isi yang tersaji dalam seporsi soto membuatnya kian digandrungi. Seperti soto asal Boyolali yang kian percaya diri melakukan ekspansi hingga pelosok negeri. Padahal selama ini Boyolali dikenal sebagai produsen susu sapi.
Simak selengkapnya: epaper.solopos.com/