Sport
Minggu, 18 Desember 2016 - 22:30 WIB

Pasca-Piala AFF 2016, Giliran Benny Wahyudi Pensiun

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pesepak bola Timnas Indonesia meluapkan kegembiraan setelah mengalahkan Thailand pada final I AFF Suzuki Cup 2016 di Stadion Pakansari, Bogor, Rabu (14/12/2016). (JIBI/Solopos/Antara/Wahyu Putro A)

Setelah Piala AFF 2016, Benny Wahyudi memutuskan untuk pensiun dari Timnas Indonesia mengikuti jejak Boaz Solossa.

Solopos.com, BANGKOK — Salah satu pemain senior Timnas Indonesia, Benny Wahyudi, mengikuti jejak Boaz Solossa yang pensiun seusai memperkuat Indonesia di Piala AFF 2016. Bek sayap andalan Timnas ini mundur dengan alasan faktor umur dan memilih fokus ke klubnya Arema Cronus.

Advertisement

Benny menjadi salah satu pemain paling senior di Skuat Garuda bersama Boaz Solossa di Piala AFF. Di akhir kariernya, lelaki berusia 30 tahun ini dinilai sukses membimbing amunisi muda di lini pertahanan seperti Hansamu Yama, Fachrudin Aryanto, hingga Abduh Lestaluhu. Benny juga mencatatkan diri sebagai pemain dengan tekel sukses terbanyak di Piala AFF 2016.

Namun performa moncernya sepanjang turnamen sedikit ternoda dengan penampilan jeblok saat final leg kedua melawan Thailand di Stadion Rajamangala, Bangkok, Sabtu (18/12/2016) malam. Benny terlihat kedodoran menahan serangan sayap kiri Thailand yang dipimpin Theerathon Bunmathan. Dia pun ditarik keluar di babak kedua dan diganti Dedi Kusnandar.

Benny mengaku sudah bulat ingin gantung sepatu dari Timnas. Dia merasa sudah saatnya Timnas diisi pemain-pemain yang lebih muda. “Faktor usia yang paling utama. Sudah saatnya Timnas meregenerasi pemain. Saya lebih baik fokus di klub saja,” ujar Benny seperti yang dikutip Solopos.com dari Detik, Minggu (18/12/2016).

Advertisement

Selama empat tahun membela Tim Garuda, pemain kelahiran Malang ini hanya mempersembahkan dua gelar runner up Piala AFF (2010 dan 2016). Total Benny bermain 20 kali bagi Indonesia, tujuh di antaranya adalah di Piala AFF 2016. Di turnamen tersebut, Benny selalu menjadi pilihan utama pelatih Alfred Riedl. Meski gagal memberikan prestasi, Benny mengaku bangga pernah menjadi bagian Timnas.

“Indonesia punya banyak sekali pemain berpotensi. Hanya saja persiapan kami selalu kurang. Bisa mencapai final saja sesuatu yang tidak disangka-sangka,” ujarnya.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif