Soloraya
Jumat, 16 Desember 2016 - 17:15 WIB

PERTANIAN SRAGEN : Bupati Janjikan Subsidi Asuransi untuk 4.000 Ha Lahan Rawan Banjir

Redaksi Solopos.com  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati (berhijab biru) meninjau stan milik PT Pusri yang menyediakan produk pupuk nonsubsidi pada pameran produk pertanian bertajuk KTNA Expo Sragen 2016 di Gedung Sasana Manggala Sukowati Sragen, Jumat (16/12/2016). (Tri Rahayu/JIBI/Solopos)

Petanian Sragen, Bupati janjikan subsidi untuk membaya [remi asuransi usaha tani.

Solopos.com, SRAGEN — Bupati Sragen Kusdinar Untung Yuni Sukowati berjanji memberi subsidi asuransi usaha tani sebesar 50% dari premi Rp36.000/hektare (ha) untuk 4.000 ha lahan pertanian di bantaran Sungai Bengawan Solo yang rawan banjir pada 2017.

Advertisement

“Kami prihatin dengan nasib petani di bantaran Bengawan Solo yang rawan banjir. Mereka tidak mau ikut asuransi dengan berbagai alasan. Padahal preminya hanya Rp36.000 per hektare per musim tanam,” kata Bupati dalam temu tani sebagai rangkaian Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) Expo Sragen 2016 yang digelar di Gedung Sasana Manggala Sukowati (SMS) Sragen, Jumat (16/12/2016).

Menurut Yuni, dengan mengikuti asuransi usaha tani, petani bisa mendapat ganti rugi Rp6 juta per hektare per musim ketika lahan terkena banjir dan gagal panen.” Dengan keprihatinan itulah, kami memberi subsidi asuransi senilai Rp18.000 per hektare per musim. Jadi petani cukup membayar premi Rp18.000 per hektare per musim,” ujar Bupati.

Dia menjelaskan subsidi 50% premi asuransi itu tidak berlaku di luar 4.000 ha sawah rawan banjir. Kendati demikian kebijakan asuransi masih terbuka kepada usaha tani di luar daerah rawan banjir dengan premi hanya Rp36.000 per hektare per musim.

Advertisement

Pada kesempatan itu, Yuni mengapresiasi kegiatan pameran hasil pertanian itu dan berencana memberi porsi anggaran lebih besar pada tahun depan, yakni di atas Rp100 juta. Untuk diketahui, temu tani dengan pengambil kebijakan itu diikuti seratusan petani dari perwakilan 20 KTNA di Bumi Sukowati.

Mantan Ketua KTNA Sragen, Mulyadi, mengusulkan Waduk Gajah Mungkur di Wonogiri itu dikeruk agar tidak terjadi banjir di lahan padi milik petani.

Petani dari Desa Kecik, Kecamatan Tanon, Cipto, mengeluhkan adanya 65 hektare tanaman padi dan lima hektare tanaman hortikultura di Kecik puso karena terendam banjir. Kendati petani merugi, Cipto menyampaikan petani Kecik tak kapok untuk bertani. “Kami hanya minta bantuan supaya kerugian petani tidak terlalu banyak,” tambah dia.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif