Jateng
Jumat, 9 Desember 2016 - 07:50 WIB

PABRIK SEMEN PATI : Long March dari Pati, Hari Ini JMPPK Datangi Gubernur

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Warga yang tergabung dalam Jaringan Masyarakat Peduli Pegunungan Kendeng (JMPPK) long march menyusuri jalan jalur pantura Pati-Kudus, Jateng, Selasa (6/12/2016). (JIBI/Solopos/Antara/Yusuf Nugroho)

Pabrik Semen Pati tetap ditolak warga eks Keresidenan Pati karena diyakini bakal merusak lingkungan.

Semarangpos.com, PATI — Ratusan warga eks Keresidenan Pati, Jawa Tengah (Jateng) yang tidak setuju dengan keberadaan pabrik semen di daerah mereka melakukan long march ke Semarang, sejak Senin (5/12/2016). Hari ini, Jumat (9/12/2016), mereka bakal menemui Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo untuk menegaskan penolakan mereka atas industrialisasi yang diyakini bakal merusak lingkungan hidup itu.

Advertisement

Aksi long march itu mulanya dilakukan oleh 130-an warga Kabupaten Rembang yang tidak setuju dengan keberadaan pabrik semen di daerah mereka. Melintasi Kabupaten Pati, Selasa (6/12/2016), ratusan warga setempat bergabung dalam aksi long march ke ibu kota provinsi Jateng itu. Warga Semarang, Kamis (8/12/2016), telah meh mengumbar sambutan kepada warga Pati dan Rembang yang disebut sebagai Pahlawan Lingkungan Hidup itu kala mereka masuk Kaligawe.

Salah seorang anggota Jaringan Masyarakat Peduli Pegunungan Kendeng (JMPPK) Rembang, Sukinah, yang mengagas aksi itu, mengakui warga Pati yang bergabung memang cukup banyak. Dia ditemui Kantor Berita Antara ditemui di sela-sela aksi jalan kaki di jalur jalan Pati-Kudus km 6,3, wilayah Desa Bumirejo, Kecamatan Margorejo, Kabupaten Pati.

Advertisement

Salah seorang anggota Jaringan Masyarakat Peduli Pegunungan Kendeng (JMPPK) Rembang, Sukinah, yang mengagas aksi itu, mengakui warga Pati yang bergabung memang cukup banyak. Dia ditemui Kantor Berita Antara ditemui di sela-sela aksi jalan kaki di jalur jalan Pati-Kudus km 6,3, wilayah Desa Bumirejo, Kecamatan Margorejo, Kabupaten Pati.

Peserta aksi long march dari Kabupaten Rembang, kata dia, berjumlah sekitar 130-an orang, dan saat ini bertambah menjadi 300-an orang setelah mendapat dukungan dari warga Peduli Pegunungan Kendeng dari Kabupaten Pati. “Kami cukup senang mendapat dukungan, sehingga perjuangan warga Rembang untuk menolak keberadaan pabrik semen tidak sendirian,” ujarnya.

Ia mengatakan, aksi jalan kaki yang ditempuh dari Kabupaten Rembang sejak Senin dalam rangka mengawal putusan peninjauan kembali (PK) di Mahkamah Agung. Sebelumnya, kata dia, Gubernur Jateng berujar siap mematuhi putusan hukum, seiring adanya PK dari MA seharusnya izin lingkungan kegiatan penambangan oleh PT Semen Gresik di Kabupaten Rembang dicabut.

Advertisement

Ia berharap, melalui aksi jalan kaki yang diikuti ratusan warga, termasuk ibu-ibu maupun bapak-bapak yang berusia lanjut akan mengingatkan gubernur untuk segera mencabut izin lingkungan tersebut. Rombongan aksi jalan kaki dari Kabupaten Rembang tersebut, sempat beristirahat di Kecamatan Batangan, Senin (5/12/2016) malam, kemudian Selasa pagi melanjutkan perjalanan dan tiba di Alun-Alun Simpang Lima Pati sekitar pukul 12.00 WIB.

Mereka juga menyempatkan diri beristirahat di Pendapa Kabupaten Pati serta makan nasi bungkus. Selang beberapa jam beristirahat, mereka melanjutkan perjalanan menuju Kudus.

Peserta long march kembali beristirahat dan menggelar doa bersama di Pondok Pesantren Darul Falah di Desa Jekulo, Kecamatan Jekulo, Kudus, sekitar pukul 17.30 WIB. Masing-masing peserta aksi membawa tas yang terbuat dari karung plastik yang di belakangnya tertempel foto presiden dan terdapat tulisan “Indonesia negara hukum, patuhi putusan hukum”, serta ada pula yang terdapat tulisan “kawal Kendeng kawal keadilan Indonesia serta hukum harus ditegakkan”.

Advertisement

Sumariatun, 46, salah seorang peserta aksi mengakui aksi jalan kaki dari Kabupaten Rembang menuju Kota Semarang itu merupakan pengalaman yang tidak akan terlupakan. “Maklum baru pertama kali mengikuti aksi jalan kaki dengan jarak yang cukup jauh,” ujarnya.

Meskipun demikian, dia mengaku, ikhlas demi menolak keberadaan pabrik semen, karena dikhawatirkan menimbulkan berbagai dampak negatif, baik lingkungan maupun kehidupan warga. Ia menuntut aktivitas pabrik semen di Rembang juga dihentikan, menyusul adanya putusan MA tersebut.

Koordinator JMPPK Pati Gun Retno mengatakan, aksi warga Rembang maupun Pati yang ikut serta jalan kaki sebagai bentuk perjuangan warga Pegunungan Kendeng yang prihatin atas rencana pembangunan pabrik semen. “Tidak hanya di Rembang, pabrik semen juga dinilai mengancam Pegunungan Kendeng di Blora maupun Pati,” ujarnya.

Advertisement

Seharusnya, kata dia, semua pihak mematuhi hukum, demikian halnya perusahaan milik pemerintah seharusnya juga patuh hukum. Apalagi, lanjut dia, di Kabupaten Rembang sudah ada putusan MA dan putusannya juga jelas.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif