Sport
Kamis, 8 Desember 2016 - 06:00 WIB

KEJURNAS BADMINTON 2016 : PMS Solo Tak Pasang Target Tinggi

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Baihaqi  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - ilustrasi

Kejurnas Badminton 2016 diikuti oleh PMS Solo.

Solopos.com, SOLO — Meski berstatus sebagai tuan rumah, PMS Solo tidak memasang target muluk pada Beregu Campuran Kejurnas Badminton 2016 di Sritex Arena, Selasa-Minggu (6-11/12/2016).

Advertisement

Hal itu bisa dipahami. Bergabung di Divisi I, PMS Solo harus bersaing dengan klub-klub papan atas Tanah Air yang mengandalkan para pemain bintang kelas dunia. Sebut saja Djarum Kudus dan Jaya Raya Jakarta  yang mengandalkan para peraih emas Olimpiade masing-masing Tontowi Ahmad/Liliyana Natsir dan Hendra Setiawan/Markis Kido.

“Kita jadi penggembira saja. Ya, cari pengalaman. Lawannya top-top. Kualitas mereka masih jauh [di atas PMS],” jelas Pelatih Pusdiklat PMS Solo, Mulyo Handoyo, ketika ditanya wartawan tentang target klub binaannya, di Kejurnas Badminton 2016 di Sritex Arena, Solo, Rabu (7/12/2016).

Mantan pelatih peraih emas olimpiade tunggal putra, Taufik Hidayat, tersebut tidak mau takabur karena materi pemain yang diusung PMS memang kalah kelas dengan pesaing mereka. Tahun ini, PMS menerjunkan sekitar sembilan atlet.

Advertisement

“Tapi mereka hanya kecil-kecil, belum bisa untuk bersaing dengan mereka [para pemain pelatnas]. Secara materi memang tidak ada. Kemarin sebenarnya ada beberapa, tapi mereka ikut seleksi ke Djarum Kudus dan diterima. Jadi kami mengandalkan pemain seadanya,” jelas dia.

Sejak bergabung dengan PMS pada tahun ini, Mulyo menyusun beberapa program yang bisa meningkatkan kemampuan atlet Pusdiklat PMS. Tapi tak dimungkiri, secara penyediaan fasilitas, PMS masih kalah jauh dengan klub-klub top Tanah Air.

Kesenjangan kualitas atlet tuan rumah dengan klub-klub papan atas Tanah Air itu bisa dilihat di lapangan. Pada laga pembuka di Grup B, Selasa (7/12/2016), PMS tanpa ampun dibantai Suryanaga Mutiara Timur Surabaya dengan skor 5-0. Ganda putra PMS, Bareta Setyo Dwi Anggoro/Sandy Kuncoro, sebenarnya sempat memberi perlawanan ketika menghadapi Didit Juang Indrianto/Rizky Kurniawan. Namun mereka tetak kalap dengan skor 15-21, 13-15. Sedangkan tunggal putri tuan rumah, Atiqoh Qosirotul Firdaus dipaksa menyerah Firda Ayu ahyaningsing 16-21, 12-21.

Advertisement

Meski demikian, para pemain PMS sangat bersyukur karena mereka bisa menimba pengalaman dengan digelarnya Badminton Kejurnas 2016 ini di Kota Bengawan. “Dengan bertemu lawan-lawan yang bagus, anak-anak bisa menimba pengalaman yang bagus,” ujar Mulyo.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif