Jogja
Kamis, 8 Desember 2016 - 02:40 WIB

GOTONG ROYONG GUNUNGKIDUL : Warga Katongan Perbaiki Jembatan Seadanya

Redaksi Solopos.com  /  Sumadiyono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi pekerja proyek (JIBI/Dok)

. Bantuan dari pemerintah dinilai terlalu lama.

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL- Warga Desa Katongan, Nglipar bergotong royong secara swadaya memperbaiki jembatan gantung Jeruk Legi yang putus akibat diterjang banjir sungai Oya beberapa waktu lalu. Bantuan dari pemerintah dinilai terlalu lama.

Advertisement

Ketua RT 2 RW 5 Dusun Jeruk Legi, Katongan, Nglipar Sumanto mengungkapkan, warga berinisiatif bekerja bakti secara swadaya karena bantuan atau perbaikan dari pemeirntah tidak bisa datang dalam waktu cepat. Padahal, jembatan tersebut sangat dibutuhkan masyarakat untuk memperlancar lalu lintas dua dusun, dua desa hingga dua kecamatan.

“Itu kerja bakti dilaksanakan secara swadaya. Semuanya masyarakat yang membiayai,” kata Sumanto, Rabu (7/12). Warga bergotong royong selama tiga hari sejak Sabtu (3/12) hingga Senin (5/12) memperbaiki jembatan yang putus tersebut. Kini jembatan itu telah dapat dilewati. Meski tidak semua pengendara sepeda motor yang berani melintasi jembatan tersebut.

“Kalau pejalan kaki sudah bisa melintasi, kalau pengendara motor belum semuanya berani,” papar dia. Perbaikan jembatan menurutnya hanya dilakukan secara darurat dan seadanya alias bukan perbaikan secara permanen. Mengingat keterbatasan sumber daya manusia maupun anggaran yang dimiliki masyarakat. Harapannya ke depan, jembatan tersebut dibangun permanen serta ditinggikan dari permukaan Sungai Oya agar tidak mudah diterjang banjir.

Advertisement

Ditambahkannya, sejauh ini pemerintah belum mengeluarkan anggaran sepeserpun untuk membangun jembatan desa tersebut. Proses pencairan anggaran yang tidak sebentar menurutnya membuat warga kemudian bergerak secara swadaya. “Kalau menunggu pemerintah lama, jadi warga perbaiki seadanya,” imbuhnya lagi.

Kepala Desa Katongan Sutrisno mengatakan, perbaikan jembatan secara cepat sangat dibutuhkan warga karena sarana tersebut sangat vital. “Terutama untuk akses ke pendidikan atau sekolah,” terang Sutrisno.

Saat jembatan itu tidak dapat berfungsi, warga harus memutar hingga sepuluh kilometer untuk mendapatkan sekolah. Padahal biasanya jarak tempuh ke sekolah hanya sekitar satu setengah kilometer. Demikian pula kebutuhan lalu lintas untuk menunjuang perekonomian warga.

Advertisement

Jembatan gantung Jeruk Legi sepanjang sekitar 30 meter putus diterjang derasnya arus Sungai Oya pada Selasa (29/11) dini hari. Hujan deras yang mengguyur wilayah Gunungkidul pada akhir November lalu meningkatkan ketinggian air Sungai Oya yang melintasi Dusun Jeruk Legi.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif