Jogja
Kamis, 8 Desember 2016 - 17:28 WIB

BENCANA GUNUNGKIDUL : Korban Longsor Tak Berani Pulang

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Tanah longsor di Dusun Jelok RT 02 RW 03 Watugajah Gedangsari pada Rabu (9/11/2016) malam. (Foto istimewa Dokumen BPBD Gunungkidul)

Bencana Gunungkidul berupa tanah longsor masih mengancam

Harianjogja.com, GUNUNGKIDUL- Sejumlah keluarga korban tanah longsor di Gunungukidul hingga kini belum berani kembali ke rumah mereka, lantaran bencana masih mengancam. Warga disarankan tetap mengamankan diri di tempat pengungsian.

Advertisement

Anggota Pusat Pengendalian dan Operasi (Pusdalops) Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Gunungkidul Parji mengatakan, laporan terakhir sejumlah keluarga yang mengungsi akibat tanah longsor sampai sekarang masih bertahan di pengungsian alias tidak berani kembali ke rumah mereka.

Pasalnya kata dia, hujan kadang masih mengguyur Gunungkidul. Alhasil, potensi bencana longsor masih mungkin terjadi. “Kabarnya masih belum kembali ke rumah mereka, ada yang menumpang di keluarganya ada yang tetangga,” kata Parji, Kamis (8/12/2016).

Catatan BPBD, ada lima keluarga dengan jumlah belasan jiwa warga yang kini mengungsi. Satu keluarga di Desa Pengkol, Nglipar, satu keluarga di Desa Beji, Ngawen dan tiga keluarga di Umbulrejo, Ponjong.

Advertisement

Ia menyarankan warga tetap bertahan di pengungsian, mengingat musim hujan diprediksi baru berakhir pada Januari. “Kalau mau aman biarlah dulu sementara di pengungsian. Kalau pas bekerja ada keperluan siang hari bolehlah sekali-kali pulang, tapi jangan tinggal di rumah itu saat kondisi lengah seperti saat tidur,” tegas dia.

Camat Nglipar Sabarisman membenarkan satu keluarga di Desa Pengkol sampai sekarang tidak berani pulang ke rumahnya sebab longsor masih mengintai. “Sampai sekarang masih mengungsi,” kata Sabarisman.

Warga sendiri kata dia berencana membersihkan dan merobohkan talut atau tebing yang tersisa di lokasi longsor untuk mencegah korban berikutnya. Warga kata dia merasa aman apabila tebing atau talut yang retak dan rentan longsor tersebut dimusnahkan. “Tadi disampaikan kepala desa kalau warga mengagendakan pembersihan tebing. Warga maunya dibersihkan saja sekalian biar merasa aman,” tutur dia.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif