Soloraya
Rabu, 7 Desember 2016 - 10:15 WIB

Duh, 54.769 Sumur di Solo Berisiko Tercemar Saat Kemarau

Redaksi Solopos.com  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi sumur timba (JIBI/Solopos/Dok.)

Sebanyak 54.769 sumur berisiko tercemar saat musim kemarau.

Solopos.com, SOLO — Sedikitnya 54.769 sumur berisiko pencemaran masih dimanfaatkan warga Kota Bengawan. Angka itu diperoleh berdasarkan uji coba yang dilakukan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Solo pada 2010-2014.

Advertisement

Direktur Teknik (Dirtek) PDAM Solo, Tri Atmojo Sukomulyo, mengatakan PDAM meminta kerja sama dengan Dinas Kesehatan Kota (DKK) Solo untuk melakukan uji coba tingkat risiko pencemaran sumber air yang dimanfaatkan warga.

Uji coba perhitungan tersebut dilakukan selama lima tahun mulai 2010 sampai 2014.

Advertisement

Uji coba perhitungan tersebut dilakukan selama lima tahun mulai 2010 sampai 2014.

Hasilnya, dia menyebut, ada 54.769 sumur pompa tangan (SPT) dan sumur gali (SGL) yang bersiko terhadap pencemaran masih diandalkan warga.

Tri Atmojo merinci ada 34.471 sumur pompa tangan dan 20.298 sumur gali yang masih dimanfaatkan warga Solo untuk mencukupi kebutuhan air bersih sehari-hari pada 2014 lalu.

Advertisement

Tri Atmojo menyampaikan dengan melihat data tersebut, PDAM berupaya menyediakan akses aman air minum kepada warga Solo.

Dia menerangkan sudah menjadi program nasional bahwa pada 2019 nanti harus tercapai target 100% akses aman air minum terhadap penduduk.

“Sumur gali ada yang masih aman dan tidak aman. Yang tidak aman kami dapatkan 54.000 lebih. Artinya tidak aman, ketika musim kemarau, air sumur tersebut berpotensi tercemar. Secara persyaratan kualitas bahkan tidak layak konsumsi. Warga yang masih mengakses sumber air berpotensi pencematan ini menjadi tanggung jawab Pemkot termasuk PDAM,” jelas Tri Atmojo.

Advertisement

Tri Atmojo mengaku tidak ada lagi uji coba risiko pencemaran air dalam sumur gali pada 2015.

Meski demikian, dia mendorong warga yang merasa masih memanfaatkan sumur gali untuk bisa melakukan uji coba atau bisa langsung mengakses layanan air dari sumber lain, seperti jaringan PDAM maupun bikinan Kelompok Swadaya Masyarakat (KSM) di wilayah masing-masing.

“Berdasarkan data yang kami punya, PDAM saat ini sudah melayani kebutuhan air di 62% dari total jumlah rumah tangga di Solo. Sedangkan 1,5% rumah tangga lainnya mengakses layanan air yang dibuat KSM, 25% mengakses sumber air dari sumur, dan 11% mengakses air dari sumur yang telah tercemar,” terang Tri Atmojo.

Advertisement

Tri Atmojo mengungkapkan target pada 2019 mendatang, yakni PDAM mampu melayani 88% rumah tangga di Solo. Sedangkan 4% rumah tangga lainnya, lanjut dia, diprediksi mengakses KSM, dan 8% rumah tangga mengakses sumur tidak tercemar.

Kasi Penertiban PDAM Solo, Bayu Tunggul, menerangkan ada parameter yang bisa digunakan warga untuk mengetahui air layak atau tidak dikonsumsi. Parameter pertama air layak konsumsi, yakni secara fisik tidak berwarna, berasa, dan berbau.

Kedua, secara kimia air harus lolos uji laboratorium. Ketiga, secara biologis air harus negatif bakteri coli yang dibuktikan juga lewat uji laboratorium. Apabila sudah terlihat tidak sehat, menurut dia, sebaiknya air tidak diminum.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif