Soloraya
Rabu, 7 Desember 2016 - 21:40 WIB

BENCANA KARANGANYAR : Jembatan di Kerjo Ambles, Pengendara Motor Terperosok

Redaksi Solopos.com  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi (JIBI/SOLOPOS/Ivan Indrakesuma)

Bencana Karanganyar, seorang pengendara motor terperosok jembatan yang ambles di Kerjo.

Solopos.com, KARANGANYAR — Salah satu bagian jembatan di Dusun Jambewangi, Desa Tamansari, Kerjo, ambles di bagian tengah pada Rabu (7/12/2016) sekitar pukul 04.30 WIB.

Advertisement

Akibat kejadian itu, satu pengendara motor terperosok. Pengendara itu selamat setelah melompat dari motornya.

Kapolsek Kerjo, AKP Y. Subandi, mewakili Kapolres Karanganyar, AKBP Ade Safri Simanjuntak, menyampaikan jembatan itu menghubungkan Desa Tamansari dengan Desa Gempolan. Subandi menyebut jalur itu merupakan jalur utama penghubung dua desa.

Advertisement

Kapolsek Kerjo, AKP Y. Subandi, mewakili Kapolres Karanganyar, AKBP Ade Safri Simanjuntak, menyampaikan jembatan itu menghubungkan Desa Tamansari dengan Desa Gempolan. Subandi menyebut jalur itu merupakan jalur utama penghubung dua desa.

“Saat kejadian ada satu pengendara sedang melintas. Saat itu dia merasa aspal jembatan hendak ambles. Dia inisiatif lompat dari motor. Akibatnya sepeda motornya jatuh ke saluran air di bawah jembatan. Pengendaranya selamat,” kata Subandi saat ditemui wartawan di sela-sela menghadiri acara di Jumapolo, Rabu.

Anggota Polsek Kerjo memasang garis polisi di sekitar lokasi jembatan. Polisi dibantu warga dan sukarelawan berjaga di sekitar lokasi kejadian dan memasang tanda peringatan agar pengguna jalan tidak celaka.

Advertisement

Subandi menyampaikan tanah longsor juga terjadi di Kerjo, beberapa hari lalu. Oleh karena itu, anggota Polsek Kerjo meningkatkan patroli rutin terutama saat hujan. Wilayah patroli adalah desa yang rawan longsor.

Sementara itu, retakan tanah terjadi di Dukuh Sabrang, RT 001/RW 001, Dusun Sabrang, Desa Jatirejo, Ngargoyoso, Minggu (26/11/2016) pukul 23.45 WIB. Ketinggian tebing yang retak 10 meter dan panjang 30 meter. Tanah pada tebing retak selebar dua jari.

Kondisi itu mengancam tiga keluarga yang tinggal di dekat tebing. Tiga keluarga itu Saliyem, 50, tinggal bersama dua anaknya, Giyartu, 48, tinggal bersama satu anak, dan Daruki, 44, tinggal bersama satu anak.

Advertisement

Efek retakan tanah pada tebing itu sudah terlihat pada lantai rumah. Lantai rumah mereka retak. Mereka sudah mengungsi ke rumah Hadi Supingat, 70, sejak Selasa (29/11/2016). Rumah Hadi tidak jauh dari lokasi itu.

Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Karanganyar, Nugroho, menuturkan anggota BPBD memetakan dan meminta warga mengungsi saat hujan dan angin. Dia meminta warga rajin memantau retakan tanah.

Selain itu, BPBD akan melayangkan surat ke Badan Geologi Kementerian Energi Dan Sumber Daya Mineral untuk meneliti retakan tanah. “Kami akan memantau terus. Tetapi kami mohon bantuan warga agar mawas diri. Mengungsi apabila hujan dan angin atau melihat retakan tambah lebar. Kami bersurat ke Badan Geologi untuk mendapatkan rekomendasi seperti apa,” ujar Nugroho saat dihubungi Solopos.com, Rabu.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif