Soloraya
Selasa, 6 Desember 2016 - 23:40 WIB

PILKADES SRAGEN : Peredaran Uang Botoh Capai Miliaran Rupiah

Redaksi Solopos.com  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi pilkades

Pilkades Sragen, peredaran uang botoh dalam pilkades, Selasa (6/12/2016), diperkirakan mencapai miliaran rupiah.

Solopos.com, SRAGEN — Peredaran uang para botoh selama proses pemilihan kepala desa (pilkades) di 19 desa, Selasa (6/12/2016), diperkirakan sampai miliaran rupiah.

Advertisement

Peredaran uang botoh di dua desa saja, Desa Plumbon di Kecamatan Sambungmacan dan Jambanan di Kecamatan Sidoharjo mencapai Rp250 juta. Para botoh bergerak secera efektif sejak sebulan lalu.

Salah seorang botoh, HR, 53, saat ditemui Solopos.com, Selasa sore, mengaku menampung uang puluhan botoh dari berbagai daerah, termasuk dari Pati dan Ngawi. Uang yang ditampungnya mencapai Rp150 juta untuk dipertaruhkan dalam Pilkades Plumbon, Kecamatan Sambungmacan.

Advertisement

Salah seorang botoh, HR, 53, saat ditemui Solopos.com, Selasa sore, mengaku menampung uang puluhan botoh dari berbagai daerah, termasuk dari Pati dan Ngawi. Uang yang ditampungnya mencapai Rp150 juta untuk dipertaruhkan dalam Pilkades Plumbon, Kecamatan Sambungmacan.

Dia menyampaikan taruhan yang dipasang botoh itu bermacam-macam sesuai kesepakatan. “Ada yang glek-glekan, ada yang taruhan selisih 1.000 suara ke atas atau ke bawah, ada yang ngepur 50 suara sampai 350 suara. Masing-masing ada taruhannya dan nilainya bervariasi mulai Rp500.000, Rp1 juta, sampai Rp10 juta per orang. Saya menampung taruhan itu kemudian saya lawankan dengan botoh lainnya di Plumbon,” ujar dia sepulang dari Plumbon, Selasa sore.

HR hanya kalah pada taruhan pur 50 dan glek-glekan. Berdasarkan hitungan kasar, HR masih menang tetapi nilai kemenangannya belum bisa dihitung.

Advertisement

Dia menyebut satu botoh, LK, kalak telak di Jambanan. Dia menjelaskan nilai pur di Desa Jambanan terus meningkat yang awalnya 250 suara naik menjadi 300 suara dan di hari H menjadi 350 suara.

Ternyata hasil perolehan suara untuk calon kepala desa (cakades) di Jambanan, yakni Sugino dan Sugimin itu mencapai 417 suara. “Atas dasar itu otomatis yang pasang taruhan dengan ngepur 350 suara ke atas menang tetapi sebaliknya yang ngepur 350 suara ke bawah kalah. Berbeda dengan di Plumbon, selisihnya sesuai prediksi saya, yakni 90 suara untuk Totok Ariwibowo dan Adi Sunarto,” ujar dia.

Cakades Jambanan, Sugino, memperoleh 1.654 suara dan lawannya, Wagimin, hanya mendapat 1.237 suara. Sementara perolehan suara cakades Plumbon meliputi 1.407 suara untuk Totok Ariwibowo, 1.317 suara untuk Adi Sunarto, dan 615 suara untuk petahana Joko Widodo.

Advertisement

Setibanya di rumah, HR sudah ditunggu dua orang botoh, yakni SP, 54, dan PM, 60. Mereka merupakan botoh lokal yang pasang taruhan lewat HR. Mereka menang hanya jutaan rupiah lewat HR. Namun mereka mengalami kekalahan saat pasang taruhan bukan lewat HR.

“Kalau taruhan di Plumbon, saya ngikut Pak HR saja. Nah, yang lainnya itu yang kalah. Kalau kekalahan kami berdua Rp20 juta ya ada. Saya ikut botohan itu hanya iseng,” kata dia.

Seorang teman botoh, ED, 56, mengatakan selain di Plumbon dan Jambanan botoh juga banyak muncul di Desa Karangpelem di Kecamatan Kedawung, Desa Plosorejo di Kecamatan Gondang, dan Desa Purwosuman di Kecamatan Sidoharjo. Dia mengatakan nilai taruhan di sejumlah desa itu kisaran Rp100 jutaan.

Advertisement

Kalau di Desa Denanyar, Kecamatan Tangen, dan Gesi itu tidak begitu ramai. Berdasarkan asumsi itu peredaran uang botoh di 19 desa mencapai miliaran rupiah.

“Pilkades di 19 desa itu pasti ada botohnya. Cuma para botoh itu sulit dideteksi. Taruhannya juga bermacam-macam. Itu sama dengan fenomena politik uang yang sulit diketahui,” kata dia.

Advertisement
Kata Kunci : Botoh Pilkades Sragen
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif