Jatim
Selasa, 6 Desember 2016 - 15:05 WIB

INFLASI MADIUN : Cabai Rawit Picu Inflasi Kota Madiun hingga Mencapai 0,51%

Redaksi Solopos.com  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi cabai rawit. (JIBI/Solopos/Dok.)

Inflasi Madiun November 2016 dipengaruhi harga cabai.

Madiunpos.com, MADIUN – Sejak dua bulan terakhir, harga komoditas cabai, baik jenis cabai rawit, merah, dan keriting terus mengalami kenaikan signifikan di sejumlah pasar tradisional di Kota Madiun, Jawa Timur. Kondisi itu memicu inflasi di Kota Madiun pada bulan November 2016 yang mencapai 0,51 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 122,19.

Advertisement

“Inflasi di Kota Madiun terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh adanya perubahan indeks pada beberapa kelompok pengeluaran,” ujar Kepala Seksi Statistik dan Distribusi BPS Kota Madiun, Adi Priyanto, dalam rilisnya, Selasa.

Menurut dia, selain cabai rawit sejumlah komoditas yang dominan memengaruhi terjadinya inflasi pada bulan lalu di antaranya bawang merah, tarif pulsa ponsel, tarif rumah sakit, dan jeruk.

“Sedangkan komoditas yang menekan laju inflasi antara lain, harga semen, telur ayam ras, gula pasir, daging ayam ras, dan kentang,” ungkap Adi Priyanto.

Advertisement

Dia menerangkan dari tujuh kelompok pengeluaran yang ada, sebanyak lima kelompok pengeluaran menyumbang inflasi dan dua kelompok lainnya menekan inflasi.

Adapun perubahan kenaikan indeks pada lima kelompok pengeluaran yang dominan memengaruhi inflasi adalah kelompok bahan makanan sebesar 1,85 persen; kelompok makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau sebesar 0,34 persen; kelompok sandang sebesar 0,13 persen; kelompok kesehatan sebesar 0,76 persen; dan kelompok transportasi, komunikasi, dan jasa keuangan sebesar 0,50 persen.

Sedangkan kelompok pengeluaran yang menekan inflasi, adalah kelompok perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar sebesar 0,16 persen serta kelompok pendidikan, rekreasi, dan olahraga sebesar 0,01 persen.

Advertisement

Lebih lanjut Adi menjelaskan, dari delapan kota penghitung inflasi nasional di Jawa Timur, semuanya mengalami inflasi. Inflasi tertinggi terjadi di Kabupaten Sumenep sebesar 0,53 persen dengan IHK 122,36. Sementara, inflasi terendah terjadi di Kabupaten Banyuwangi sebesar 0,25 persen dengan IHK sebesar 121,93.

“Kota Madiun sendiri berada di urutan ketiga dengan laju inflasi 0,51 persen dan IHK sebesar 122,19,” tambahnya.

Sementara, secara rinci, kedelapan kota yang mengalami inflasi tersebut adalah Sumenep 0,53 persen IHK 122,36; Kediri 0,53 persen IHK 122,12; Madiun 0,51 persen IHK 122,19, Probolinggo 0,47 persen IHK 122,62.

Kemudian Malang 0,45 persen IHK 125,62; Jember 0,31 persen IHK 121,43; Surabaya 0,26 persen IHK 125,07, dan Banyuwangi 0,25 persen IHK 121,93.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif