Soloraya
Senin, 5 Desember 2016 - 17:40 WIB

PEMBANGUNAN BOYOLALI : Baru Selesai 65%, Kontraktor Puskesmas Juwangi Terancam Denda

Redaksi Solopos.com  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi pekerja proyek (JIBI/Dok)

Pembangunan Boyolali, kontraktor proyek Puskesmas Juwangi kena denda jika tak bisa penuhi target.

Solopos.com, BOYOLALI — Pelaksana proyek pembangunan Puskesmas Juwangi terancam denda jika proyek relokasi dan pembangunan fasilitas kesehatan tersebut tidak bisa selesai tepat waktu.

Advertisement

Berdasarkan informasi yang diterima Solopos.com, proyek tersebut dilaksanakan PT Platinum Jasa Konstruksi. Nilai anggaran untuk proyek tersebut mencapai Rp4 miliar dari Bantuan Keuangan (Bankeu) Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jateng ditambah dana pendampingan dari APBD Boyolali senilai Rp106,4 juta.

Mendekati akhir tahun anggaran, progres pembangunan Puskesmas Juwangi baru mencapai 65%. “Ini baru pemasangan atap puskesmas. Sudah mendekati batas akhir pengerjaan, semua proyek fisik harus selesai 15 Desember. Kalau terlambat sanksinya denda,” kata Kepala Bagian (Kabag) Pembangunan Sekretariat Daerah (Setda) Boyolali, Ahmad Gozali, saat berbincang dengan Solopos.com, Senin (5/12/2016).

Gozali berharap kontraktor mempercepat pengerjaan proyek agar tak sampai melewati akhir tahun anggaran. “[Kontraktor] Bisa masuk blacklist kalau tidak selesai bahkan sampai melewati tahun anggaran baru.”

Advertisement

Lambatnya progres pembangunan Puskesmas Juwangi sudah diketahui sejak Oktober lalu. Perpindahan lokasi menyebabkan adanya tambahan pekerjaan berupa striping tanah sehingga membutuhkan waktu pengerjaan lebih lama.

Struktur tanah di lokasi proyek berpasir sehingga tanah di sekitarnya mudah longsor. Selain itu, tanahnya tidak menyerap air sehingga saat hujan lebat area pekerjaan sering tergenang air.

Lambatnya pengerjaan proyek berdampak pada kurang maksimalnya penyerapan anggaran pada 2016. Fraksi Partai Golkar DPRD Boyolali memprediksi kurang maksimalnya penyerapan anggaran akan berdampak pada besarnya sisa lebih penggunaan anggaran (silpa).

Advertisement

Ketua Fraksi Partai Golkar, Agus Ali Rosyidi, menilai perlu adanya percepatan penyerapan di awal tahun anggaran 2017. “Jangan sampai anggaran dan pekerjaan malah menumpuk di akhir tahun,” kata Agus Ali.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif