Jateng
Minggu, 4 Desember 2016 - 23:50 WIB

TAWURAN SEMARANG : Wawali Sangkal Ada Tawuran Siswa SD di Semarang

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Wakil Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu. (JIBI/Solopos/Antara/R. Rekotomo)

Tawuran yang disebut-sebut melibatkan siswa sekolah dasar dibantah Wawali Semarang.

Semarangpos.com, SEMARANG — Wakil Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu membantah adanya tawuran antarsekolah dasar yang pemberitaannya sempat menjadi viral di media sosial.

Advertisement

“Hasil penyelidikan dari tim kepolisian dan Dinas Pendidikan Kota Semarang memastikan tidak ada bentrok fisik maupun tawuran. Senjata tajam yang ditemukan juga bukan milik siswa,” katanya di Semarang, Sabtu (3/12/2016).

Sebelumnya diwartakan, puluhan siswa SD mendatangi SD Negeri Pekunden, Kota Semarang, Kamis (24/11/2016), yang diduga hendak melakukan tawuran, namun digagalkan pihak keamanan sekolah tersebut. Dua siswa berisial BM, 11, dan AL, 8, yang diketahui siswa SD Al Khotimah kemudian diamankan dan diserahkan kepada polisi beserta senjata tajam yang diduga dari para siswa tersebut.

Berdasarkan penelusuran dari rekaman kamera close-circuit television (CCTV) di sekitar lokasi, kata Ita—sapaan akrab Hevearita, tidak ada indikasi ataupun terjadi bentrok fisik antarsiswa. “Dalam rekaman CCTV, terlihat seorang remaja diperkirakan berusia 12 tahun, rambutnya disemir terang. Diduga dia yang membawa senjata tajam. Namun, anak ini jelas bukan salah satu siswa SD,” terangnya.

Advertisement

Pascakejadian, kata dia, petugas juga melakukan penyisiran untuk mencari seorang remaja yang rambutnya disemir warna terang yang diduga membawa senjata itu, namun yang bersangkutan tidak ditemukan. Dua siswa SD Al Khotimah yang ditangkap satpam sekolah, lanjut dia, lari karena ketakutan, sementara senjata tajam berupa parang ditemukan di taman dan sama sekali tidak dipegang siswa SD tersebut.

Ita bersama kepolisian, Disdik Kota Semarang, dan pihak sekolah terus melakukan koordinasi untuk mendalami kasus tersebut karena siswa yang sempat berurusan dengan polisi mengalami trauma. “Makanya, kami berupaya melakukan tindakan preventif. Seperti pendampingan terhadap siswa SD itu dengan mendatangkan psikolog. Ya, untuk melakukan pendekatan persuasif dan pembimbingan,” katanya.

Sementara itu, Kepala Disdik Kota Semarang Bunyamin mengatakan sudah melakukan penyelidikan secara internal untuk mencari titik terang kasus yang pemberitaannya sempat menjadi viral itu. “Kami sudah pertemukan juga guru dan siswa kedua sekolah itu. Kami prihatin kejadian ini sempat menjadi viral. Padahal, nyatanya tidak ada sama sekali tawuran anak-anak SD itu,” pungkasnya.

Advertisement

Berbeda dengan bantahan Ita tentang adanya tawuran siswa sekolah dasar (SD) di Semarang, Semarangpos.com mengabarkan insiden itu sebagai penemuan senjata tajam yang dibawa anak-anak pada peristiwa yang disebut-sebut saksi mata nyaris tawuran. Bahkan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo sejak dini bukan berbantah ada atau tidaknya tawuran seperti Hevearita Gunaryanti Rahayu, melainkan mensyukuri siswa-siswa SD itu “belum tawuran”.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif