Soloraya
Minggu, 4 Desember 2016 - 18:00 WIB

Jika Donatur Nihil, SMAN 1 Teras Boyolali akan Saweran Kirim Latifah ke Amerika

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pesawat melintas di atas menara masjid di Dukuh, Kebon Agung, Desa Ngesrep, Ngemplak, Kamis (22/9/2016). (Aries Susanto/JIBI/Solopos)

SMAN 1 Teras Boyolali akan saweran jika tak ada donatur yang mau membiayai Latifah ke Amerika Serikat.

Solopos.com, BOYOLALI — Pengelola SMAN 1 Teras, Boyolali, sempat berencana mau menggelar saweran demi bisa memberangkatkan salah satu siswanya mengikuti kompetisi di Los Angeles (LA), Amerika Serikat. Namun, langkah tersebut akan menjadi pilihan terakhir jika memang sama sekali tak ada pihak yang mendanai pemberangkatan salah satu siswi terbaiknya dalam kompetisi internasional itu.

Advertisement

“Selama ini, kami sudah memberitahukan kepada Dinas Pendidikan ihwal siswa kami yang terancam tak bisa mengikuti kompetisi di LA. Mungkin besok saya akan sowan ke Dinas,” ujar Kepala SMAN 1 Teras, Wakimun, saat dihubungi Solopos.com, Minggu (4/12/2016).

Seperti diketahui, seorang siswi kelas XII, SMAN 1 Teras, Boyolali, Latifah Mar’atun Solihah, berhasil menyisihkan ribuan karya ilmiah lawannya dalam ajang kompetisi nasional yang digelar Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Kementerian Negara Riset dan Teknologi.

Namun, siswi tersebut terancam gagal melanjutkan kompetisi internasional di LA lantaran semua biaya akomodasi sekitar Rp45 juta dibebankan kepada siswa dan sekolahnya. Terkait rencana menggelar saweran, Wakimun, mengatakan itu pilihan terakhir. “Kalau pun masih tak memungkinkan, ya pilihan terpahit ialah membatalkan mengikuti kompetisi ke LA,” terangnya.

Advertisement

Sesuai jadwal, pemberangkatan ke LA sekitar Mei 2017. Namun, sebelumnya peserta akan dikarantina untuk mengikuti serangkaian pembekalan dan pemantapan. Terkait hal inilah, sekolah diminta memberitahukan kesediaan mengikuti kompetisi di LA dengan biaya mandiri.

“Kami masih punya waktu untuk memikirkan hal ini. Kami akan bertanya dan bernegosiasi dengan panitia lagi. Kami juga akan sampaikan masalah ini ke Dinas Pendidikan dulu,” paparnya.

Latifah diketahui masuk dalam kandidat peserta Intel International Science and Engineering Fair (Intel ISEF) yang digelar di LA, Calofornia, AS. Karya Latifah berjudul Anak-Anak Terbuang : Studi Tentang Sikap Masyarakat Terhadap ODHA/AIDS terpilih sebagai salah satu karya terbaik dalam kompetisi yang digelar di Bogor, Senin (21/11/2016) lalu. Selain mendapatkan piala, Latifah juga akan mengikuti kompetisi bergengsi dunia di LA.

Advertisement

Lantaran terganjal biaya, orang tua Latifah sempat terpikir mau menjual dua ekor sapi ternak gaduhan demi sang anak. Namun, Latifah segera melarangnya karena sang ayah, Saryono, hanya buruh tani lepas. Ibunya, Siti Fatimah, buruh pabrik konveksi di Teras.

Selama sekolah di SMAN 1 Teras, Latifah tak pernah absen meraih beasiswa berprestasi. Kali ini, siswi asal Desa Nepen, Teras, ini memenangi kompetisi Nasional yang digelar Kementerian Negara Riset dan Teknologi.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif