SOLOPOS.COM - Cak Nun manggung di IAIN Surakarta di Kampus Kartasura, Sukoharjo, pada Rabu (30/11/2016). (Iskandar/JIBI/Solopos)
Cak Nun manggung di IAIN Surakarta.
Solopos.com, SUKOHARJO — Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Surakarta, Dr. Mudofir mengatakan pihaknya tak meragukan intelektualitas Emha Ainun Nadjib yang akrab disapa Cak Nun. Karena itu pihaknya berharap para civitas akademika IAIN Surakarta mau menjadikan Cak Nun sebagai referensi.
“Cak Nun yang dikenal sebagai tokoh nasional yang mendunia ini diharapkan dapat menjadi referensi bagi civitas akademika IAIN Surakarta dalam memaknai Islam sebagai Rahmatan Lil ‘Alamin,” ujar Mudofir dalam siaran pers yang diterima, Jumat (2/12/2016).
Disebutkan pada Rabu (30/11) Cak Nun dan Kiai Kanjeng manggung IAIN Surakarta dalam gelaran Sinau Bareng Cak Nun. Pada kesempatan itu Cak Nun mengajak pada seluruh hadirin untuk sinaubareng dan membahas masa depan bangsa yang dinilai semakin tak menentu.
Dengan mengutip serat Jayabaya, Cak Nun mengatakan keadaan seperti ini telah tersirat dalam sejarah. “Mbesuk bakal ana anak Ajisaka sing bakal dadi Raja, Jenenge Joko Linglung,” ujar Cak Nun seperti dikutip siaran pers.
Lebih lanjut Cak Nun menegaskan Ajisaka dan Joko Linglung itu bukan nama sebenarnya melainkan lebih dalam. Dia mengatakan bahwa hal tersebut hanya sanepan atau perumpamaan.
Sebenarnya, ujar dia, bukan hanya orang Islam yang di ujung tanduk. Nasib bangsa Indonesia, nasionalisme, ilmu pengetahuan, budaya dan kekayaan alam Indonesia yang sedang dalam bahaya juga dinilai sedang di ujung tanduk.
Terkait itu diharapkan mahasiswa dan civitas akademika IAIN Surakarta mau sinau bareng dan menjadikan soal ini menjadi satu milestone tersendiri yang melengkapi, memperkaya atau memperdasar kembali ilmu pengetahuan yang selama ini digeluti.