Soloraya
Jumat, 2 Desember 2016 - 10:15 WIB

ANGIN KENCANG BOYOLALI : Grubukan Landa Lereng Merapi-Merbabu, Pohon Bertumbangan

Redaksi Solopos.com  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi angin kencang (article.wn.com)

Angin kencang Boyolali melanda kawasan Lereng Merapi-Merbabu.

Solopos.com, BOYOLALI — Hujan disertai angin kencang melanda sejumlah wilayah di lereng Gunung Merapi dan Merbabu sejak Kamis (1/12/2016) hingga hari ini. Masyarakat setempat menyebut fenomena alam itu sebagai grubukan.

Advertisement

Pada  Jumat (2/12/2016) pagi, angin kencang menyebabkan pohon tumbang di beberapa wilayah hingga sempat mengganggu akses jalur utama Solo-Selo-Borobudur (SSB), seperti di Winong, Boyolali Kota menuju arah Cepogo, serta di lima lokasi dari sepanjang jalur Irung Petruk hingga Lencoh, Selo.

“Tadi pagi ada beberapa pohon tumbang yang sempat mengganggu akses jalur SSB, mulai dari Irung Petruk, Candipetak, depan Selo Pass, dan jalur Lencoh sampai Jrakah,” kata Sukarelawan Jalin Lingkar Merapi, Mujianto.

Ia menyebut angin kencang melanda wilayah Selo sejak Kamis siang. Bagi warga Selo dan sekitarnya, grubukan adalah sebuah kearifan lokal memasuki mangsa kepitu kalender tanam Jawa.

Advertisement

“Setiap tahun pasti ada. Bahkan masyarakat ngarep-arep [berharap]. Kalau tidak ada angin, justru warga khawatir adanya potensi bencana atau angin kencang yang lebih besar lagi di mangsa kepitu itu,” ujar dia.

Grubukan biasanya akan terjadi satu hingga empat hari bahkan sepekan. Setelah itu mereda dan beberapa hari lagi akan kembali terjadi. Menurut dia, dampak grubukan yang terjadi saat ini terbilang masih dalam intensitas kecil karena hanya menumbangkan pohon-pohon.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Boyolali, Nur Khamdani, membenarkan angin kencang melanda Selo, Musuk, dan Cepogo. Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD mulai menggiatkan patroli sedangkan sukarelawan di daerah-daerah mulai disiagakan.

Advertisement

“Ada gerakan angin yang cukup besar dari ketinggian ke arah lereng-lereng gunung. Bahasa kami itu adalah angin topan tapi warga Selo dan sekitarnya menyebutnya grubukan,” kata Nur.

Kades Jrakah, Kecamatan Selo, Slamet, menyampaikan angin kencang melanda wilayah lereng Merapi khususnya Desa Jrakah sejak Kamis siang.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif