Jogja
Jumat, 2 Desember 2016 - 06:40 WIB

INFRASTRUKTUR KULONPROGO : Material Tanggul Seling Dinilai Tak Sesuai Standar

Redaksi Solopos.com  /  Sumadiyono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Tanggul Kali Carik di Dusun Seling, Kebonrejo. (Harian Jogja/ Sekar Langit Nariswari)

Rekanan juga dianggap tidak serius menggarap rehabilitasi sarana prasana pengendali banjir Sungai Serang

Harianjogja.com, KULONPROGO-Kualitas material yang digunakan pada pembangunan tanggul Kali Carik di Dusun Seling, Kebonrejo, Temon tidak sesuai dengan standar bahan bangunan. Hal ini mengakibatkan jebolnya tanggul anyar tersebut dalam banjir beberapa waktu lalu.

Advertisement

Hal tersebut diungkapkan oleh Ketua DPRD Kulonprogo, Akhid Nuryati dalam inspeksi mendadak (sidak) yang dilakukannya di lokasi pada Kamis(1/12/2016). “Ini menunjukkan rekanan bertindak nyelekthe[seenaknya],”ujarnya berang kemarin. Ia menilai jika tanggul dibangun dengan kualitas yang baik maka tidak mungkin tanggul tersebut kemudian langsung jebol beberapa saat setelah dibangun.

Selain kualitas material, rekanan juga dianggap tidak serius menggarap rehabilitasi sarana prasana pengendali banjir Sungai Serang tersebut. Pasalnya, jumlah pekerja yang diberdayakan sangatlah terbatas dengan 11 pekerja dan 1 pengawas meski juga dibantu oleh sejumlah warga setempat. Selain itu, hanya digunakan 1 unit pengaduk semen dan beberapa buah ember.

Bahkan, alat pengaduk semen tersebut juga tidak digunakan sementara material yang ada di lokasi hanya beberapa karung semen. Dalam proses pengerjaannya, pasir yang digunakan juga hanya berasal dari sungai setempat. Karena itu, Akhid menegaskan jika rekanan terkait harus segera menambah kuantitas pekerja untuk mempercepar perbaikan tanggul. Material yang digunakan juga harus sesuai dengan standar yang diterapkan.

Advertisement

Terlebih lagi, saat ini sudah memasuki Bulai Desember yang curah hujannya cukup tinggi. Dikhawatirkan, kejadian serupa akan muncul sebelum tanggul tersebut selesai diperbaiki. Berdasarkan papan informasi di lokasi, proyek bertajuk Rehabilitasi Prasarana Pengendali Banjir Sungai Serang dan Anak Sungainya ini bernilai Rp3,68 miliar. Pengerjaan dilakukan oleh PT Rahayu Karya Utama dengan konsultan dari CV Studi Teknik untuk 3 lokasi berbeda.

Akhid menguraikan jika akan melakukan koordinasi dengan sejumlah SKPD terkait antara lain Dinas Pekerjaan Umum (DPU), Bappeda, dan BPBD guna membahas langkah lebih lanjut. Adapun, kawasan tersebut sebenarnya merupakan wewenang dari Balai Besar Wilayah Sungai Serayu Opak (BBWSSO) sehingga diperlukan koordinasi lebih lanjut. Ia juga mengkritisi perlunya mencari alternatif anggaran untuk sejumlah kerusakan akibat longsor di wilayah Kulonprogo. “APBD 2017 sudah ditetapkan jadi harus dicari anggaran lain secepatnya,”tandasnya.

Sementara itu, Kepala Dusun seling, Sugiyo WS mengatakan tanggul mulai ambrol sejak beberapa hari sebelumnya. Ketika itu, tanggul mulai ambrol sedikit demi sedikit sampai akhirnya ambruk hingga 2 meter ketika banjir datang pada Selasa(29/11) malam. Ia berharap pembangunan tanggul segera diselesaikan khususnya di bagian yang ambrol. “Jika tidak, banjirnya akan meluber dan menggenangi rumah warga setempat,”ujarnya.(Sekar Langit Nariswari)

Advertisement

Kualitas material tanggul di Dusun Seling, Kebonrejo, Temon tak sesuai dengan standar pengerjaan. Akibatnya, proyek senilai Rp3,68 miliar ini jebol akibat banjir beberapa waktu lalu, Kamis(1/12).

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif