Jogja
Jumat, 2 Desember 2016 - 01:40 WIB

HIV/Aids Mengintai Anak Sekolah Gunungkidul

Redaksi Solopos.com  /  Sumadiyono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi HIV/AIDS. (ghananewsagency.org)

Ratusan siswa mengampanyekan pencegahan terhadap virus dan penyakit yang dapat memicu kematian itu.

Harianjogja.com, WONOSARI– HIV/Aids mengintai anak usia sekolah di Gunungkidul. Ratusan siswa mengampanyekan pencegahan terhadap virus dan penyakit yang dapat memicu kematian itu.

Advertisement

Ancaman HIV/Aids mengintai anak-anak diungkapkan Sekretaris Komisi Perlindungan Aids  Gunungkidul, Suwandi. Dalam data yang dihimpun Dinas Kesehatan Gunungkidul, ditemukan penderita HIV/Aids berusia 20 tahun.

“Kalau ditemukan HIV/Aids di usia 20 tahun, artinya beberapa tahun sebelumnya misalnya di usia 15 tahun, anak itu sudah sakit. Dia sudah terjangkit HIV. Kalau usia-usia seperti itukan masih anak-anak,” ungkap Suwandi, Kamis (1/12).

Lembaganya kata dia, memang tidak memiliki data rinci berapa penderita HiV/Aids di Gunungkidul yang berusia 20 tahun. Namun data yang terekam, penderita HIV/Aids di rentang usia 20-29 tahun mencapai 50-an orang. Adapun total penderita HIV/Aids di Gunungkidul saat ini sebanyak 225 orang.

Advertisement

“Data 225 orang itu akumulasi dari tahun 2006 sampai sekarang. Tapi yang ditemukan setiap tahun meningkat. Misalnya tahun ini penderita yang ditemukan mencapai 40 orang,” kata dia.

Tahun ini di Gunungkidul, peringatan hari HIV/Aids yang jatuh 1 Desember menekankan pada kampanye pencegahan terhadap anak-anak usia sekolah. Selain ditemukannya penderita HIV/Aids terjangkit saat usia sekolah, pergaulan remaja saat ini menurutnya sangat memprihatinkan.

Anak-anak sangat mudah terjerumus dalam hubungan seks bebas. “Makanya saat ini, sosialisasi pencegahan juga kami titik beratkan pada anak-anak. Kalau yang tua sudahlah, sudah terlanjur. Keinginan kami sekarang menjaga jangan sampai anak-anak yang masih muda ini masa depannya hancur,” ujarnya.

Advertisement

Ditambahkan Suwandi, dari total 225 penderita HIV/Aids di Gunungkidul, sebanyak 80% kasus terjadi akibat penularan melalui hubungan seksual . Sedangkan, sebagian besar yang terjangkit virus adalah ibu rumah tangga. Jumlahnya mencapai 34 kasus. Mayoritas ibu rumah tangga dalam data KPA terjangkit virus akibat tertular dari suaminya.

Sementara itu pada Kamis, ratusan siswa SMA dari sejumlah sekolah turun ke jalan mengampanyekan pencegahan dan perlindungan diri terhadap HIV Aids. Mereka membentangkan spanduk terkait HIV/Aids di Jalan Raya Jogja-Wonosari tepatnya di depan Kantor Bupati yang menjadi jantung Kota Wonosari.

Ketua Panitia Peringatan Hari HIV/Aids dari SMK Kesehatan Wonosari Zanza Billa mengatakan, kampanye tersebut diharapkan dapat membantu masyarakat memahami dan melindungi diri dari bahaya HIV/Aids. “Kami juga menyadari pergaulan anak-anak sekolah sekarang sudah di luar batas. Sangat mungkin ada siswa yang sudah melakukan seks bebas,” tutur Zanza Billa.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif