Dua korban longsor Karanganyar hingga kemarin belum ditemukan.
Solopos.com, KARANGANYAR — Dua korban bencana tanah longsor di Dukuh Tegalsari, Dusun Bulurejo, Desa/Kecamatan Karangpandan belum ditemukan pada hari ketiga, Kamis (1/12/2016).
Pencarian menggunakan bantuan ekskavator dan anjing pelacak dari Polres Karanganyar. Tetapi, dua korban bencana tanah longsor, Gito Gimin atau Gito Martono dan Darmo atau Daliyem belum ditemukan. Pantauan Solopos.com di lokasi kejadian, operator ekskavator mengalami kesulitan saat berusaha turun ke bekas tanah longsor.
Pencarian menggunakan bantuan ekskavator dan anjing pelacak dari Polres Karanganyar. Tetapi, dua korban bencana tanah longsor, Gito Gimin atau Gito Martono dan Darmo atau Daliyem belum ditemukan. Pantauan Solopos.com di lokasi kejadian, operator ekskavator mengalami kesulitan saat berusaha turun ke bekas tanah longsor.
Sementara itu, Basarnas sebagai koordinator operasi pencarian korban tanah longsor memperluas area pencarian. Semula hanya enam sektor menjadi tujuh sektor pada Kamis. Tim pada sektor tujuh terdiri dari dua search and rescue (SRU).
Mereka bertugas menyisir aliran Sungai Banyukuning yang tertimbun tanah longsor hingga Sungai Siwaluh. Luas area sekitar tiga kilometer.
Basuki menyampaikan rencana pencarian pada Jumat (2/12/2016). Fokus pencarian di sisi timur atau atas jembatan. Selain itu, ekskavator tidak akan digunakan. Pertimbangannya adalah operator ekskavator tidak berani turun ke bekas tanah longsor karena tanah terlalu gembur. Selain itu, dasar sungai belum terlihat.
“Kami upayakan mencari aliran sungai. Berdasarkan keterangan saksi korban selamat, Saimun dan posisi korban lain yang selamat. Lokasi mereka di sekitar jembatan. Bisa juga korban masuk sungai. Maka kami fokus menyisir aliran sungai. Kemungkinan posisi dua korban itu juga terpisah,” ujar dia.
Sementara itu, jumlah sukarelawan bertambah menjadi 600 orang pada Kamis. Jumlah itu lebih banyak dibandingkan Rabu sekitar 400 orang. Bahkan, sejumlah ibu-ibu yang tinggal di sekitar lokasi tanah longsor ikut bekerja bakti.
Mereka berdiri di jembatan untuk membantu mengangkat batu dari sisi timur jembatan ke sisi barat jembatan. Warga Sintru, RT 003/RW 003, Dusun Kembang, Desa Doplang, Sri Mulyati, menuturkan ibu-ibu PKK ikut membantu karena suami ikut menjadi sukarelawan.
Mereka ingin membantu mencari dua korban yang belum ditemukan. “Pak Gito itu tetangga kami. Dia suami Sukarmi [korban selamat]. Suami saja membantu, kami juga ingin membantu,” tutur dia.
Selain ibu-ibu PKK, ada juga anak dan kerabat Daliyem. Mereka ikut mencari tubuh ibunya. Salah satu anak Daliyem, Marno, menyampaikan harapan agar ibunya lekas ditemukan. Ibunya bekerja sebagai buruh tani. Bahkan pihak keluarga sudah menyiapkan proses pemakaman untuk ibunya.
Pemakaman Disiapkan
“Pemakaman sudah disiapkan. Sudah pasang tenda dan peralatan lain. Dengar kabar longsor dari salah satu sukarelawan. Katanya ada korban tertimbun belum ditemukan. Setelah saya cek, ternyata salah satunya ibu,” ujar Marno.
Kepala Pelaksana Harian BPBD Kabupaten Karanganyar, Nugroho, menyampaikan operasi pencarian korban tanah longsor akan dilanjutkan pada Jumat (2/12). Tetapi, Nugroho menuturkan tidak akan menggunakan ekskavator. Operasi akan dilakukan secara manual, yaitu menggunakan pompa diesel, cangkul, sekop, dan lain-lain.
“Kami memaksimalkan peralatan, menambah personel, dan tidak menggunakan alat berat. Sukarelawan masih semangat. Soal kapan operasi dihentikan, menunggu perkembangan besok. Keputusan di tangan pimpinan. Warga sudah sepakat membantu secara bergiliran per dusun,” ungkap Nugroho.