Soloraya
Kamis, 1 Desember 2016 - 18:15 WIB

WISATA SOLO : Peserta Solo City Travel Exchange Terkesan Keramahan Wong Solo

Redaksi Solopos.com  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Peserta Solo City Travel Exchange berfoto bersama, Rabu (30/11/2016). (Danur Lambang Pristiandaru/JIBI/Solopos)

Wisata Solo ini terkait event Solo City Travel Exchange.

Solopos.com, SOLO – Para peserta Solo City Travel Exchange berkeliling Kota Solo menaiki Sepur Kluthuk Jaladara, Rabu (30/11/2016). Selama perjalanan, mereka singgah di sejumlah tempat, diantaranya Lodji Gandrung, Plasa Sriwedari, Kampung Batik Kauman, dan Stasiun Solokota.

Advertisement

Pantauan Solopos.com, suara peluit lokomotif uap C1218 memecah keheningan di ruas Gendengan Jl. Slamet Riyadi pada Rabu pukul 07.30 WIB. Kereta api uap buatan Jerman tahun 1920 itu menarik dua gerbong yang ditumpangi sekitar 30 orang dari kalangan blogger, agent travel, dan wartawan.

Di gerbong pertama Sepur Kluthuk Jaladara ada hiburan dari seorang ledhek, seorang pemetik kecapi, dan seorang penabuh kendang. Kudapan dari berbagai jenis jajanan pasar juga dihidangkan Ada pula jamu beras kencur sebagai minuman para peserta.

Advertisement

Di gerbong pertama Sepur Kluthuk Jaladara ada hiburan dari seorang ledhek, seorang pemetik kecapi, dan seorang penabuh kendang. Kudapan dari berbagai jenis jajanan pasar juga dihidangkan Ada pula jamu beras kencur sebagai minuman para peserta.

“Asyik sekali ini, na,” celetuk wartawan Harian Umum Media Kalimantan, Fahriza, dengan logat kalimantannya yang kental. Dia duduk di baris pertama gerbong kedua. Fahriza berencana untuk membuat tiga tulisan reportase perjalanannya selama tiga hari di Solo.

Di depan Fahriza, duduk pula wartawan Borneo News, Roni Sahala Marpaung. “Asyik sekali di sini. Bukan hanya sekadar berpariwisata, tetapi ada unsur edukasinya juga. Edukasi sejarah,” kata dia..

Advertisement

Peserta Solo City Travel Exchange lainnya, Saka Arma Hidayat , mengaku merasakan atmosfer keramahtamahan masyarakatnya selama tiga hari berlibur ke Solo.

Peserta Solo City Travel Exchange berfoto bersama, Rabu (30/11/2016). (Danur Lambang Pristiandaru/JIBI/Solopos)

“Biaya hidupnya sangat murah, unsur budayanya juga belum luntur, masyarakatnya juga sangat sadar potensi wisata yang ada. Saya kira, Solo sangat menjual sekali untuk dijadikan satu single packet liburan,” tutur Executif Director Bhinneka Nusantara Tour and Travel itu.

Advertisement

Saka menambahkan hadirnya direct flight yang dibuka oleh Lion Air membuatnya semakin bersemangat untuk membuat paket wisata. “Kalau dulu sering transit, ya. Maka dari itu kami [travel agent] sangat menghindari penerbangan yang transit. Hal itu sangat menjemukan bagi para pelancong. Apalagi Solo sudah terkenal akan wisata kuliner dan batiknya,” sambungnya.

Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi Universitas Diponegoro (Undip) itu memfavoritkan Pasar Gede saat berkunjung selama tiga hari di Solo. Kuliner di pasar tersebut adalah salah satu daya tariknya.

“Tapi sepertinya penataan tempat pariwisatanya kurang bagus. Selain itu museum juga tutup pukul 14.00 WIB. City walk-nya juga masih banyak digunakan untuk parkir sepeda motor. Mungkin itu yang perlu dibenahi,” tambahnya.

Advertisement

Terpisah, Area Manajer Lion Air Jawa Tengah DIY, Widi Widayanti, mengatakan acara Solo City Travel Exchange merupakan salah satu bentuk pengenalan destinasi-destinasi pariwisata yang ada di Solo kepada blogger, travel agent, dan wartawan.

“Kami mendukung geliat pariwisata yang ada di Solo melalui rute direct flight kami. Acara tersebut merupakan salah satu bentuk dukungan kami untuk memperkenalkan Solo kepada khalayak luas,” jelas dia.

Acara Solo City Travel Exchange tersebut dihelat selama tiga hari di Solo. Para tamu diajak bertamasya keliling Solo dan Soloraya untuk menikmati wisata-wisata yang ada.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif