Jogja
Kamis, 1 Desember 2016 - 17:20 WIB

WISATA KULONPROGO : Upacara Adat dan Alam Jadi Pendukung Pariwisata

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ratusan orang makan bersama dalam Festival Budaya Kembul Sewu Dulur yang kembali digelar di Bendung Kahyangan, Desa Pendoworejo, Kecamatan Girimulyo, Kulonprogo, Rabu (30/11/2016). (Harian Jogja/Rima Sekarani I.N.)

Wisata Kulonprogo didukung dengan potensi budaya

Harianjogja.com, KULONPROGO-Pengembangan sektor pariwisata tidak bisa lepas dari potensi budaya lokal yang dimiliki masyarakat. Keduanya dapat dipadukan secara kreatif untuk meningkatkan daya tarik wisata.

Advertisement

Hal itu diungkapkan Sekretaris Dinas Pariwisata DIY, Rose Sutikno saat ditemui di Bendung Kahyangan, Desa Pendoworejo, Kecamatan Girimulyo, Kulonprogo, Rabu (30/11/2016).

“Kebudayaan yang ada harus dikembangkan agar juga bisa membawa kesejahteran dan kemakmuran bagi masyarakat,” kata dia.

Rose berpendapat, masih banyak potensi masyarakat yang dapat digali dan dikembangkan, termasuk di Kulonprogo. Kekayaan  budaya lokal seperti kesenian dan tradisi upacara adat dapat dipadukan dengan wisata alam. Hal itu kemudian diharapkan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Advertisement

“Kalau banyak pengunjungnya, jualan apa saja bisa laku, misalnya kuliner atau pernak-pernik,” ucap Rose.

Namun, masyarakat sekitar terkadang justru tidak sadar jika apa yang mereka miliki bisa mendatangkan nilai ekonomis. Akibatnya, obyek wisata yang sudah ada terkadang hanya dibiarkan berjalan begitu saja tanpa inovasi apapun.

Rose lalu mengatakan pemerintah berkomitmen menggalakkan sosialisasi mengenai pengembangan potensi wisata. Masyarakat selanjutnya diajak bekerja sama untuk menggarap potensi yang ada secara lebih kreatif.

Advertisement

Rose pun menyatakan jika promosi wisata semakin mudah dilakukan. Selain menyajikan materi promosi melalui website atau blog, media sosial juga bisa diandalkan. Wisatawan akan berdatangan jika destinasi yang ditawarkan memang menarik.

Namun, dia juga mengingatkan pentingnya menyiapkan berbagai fasilitas pendukung wisata demi kenyamanan wisatawan. “Jangan sampai wisatawan itu kapok. Misalnya karena tempatnya bagus tidak belum ada fasilitas kuliner atau jalan yang jelek,” ujar Rose.

Perwakilan Jaringan Masyarakat Budaya Nusantara, Priyo Mustiko mengaku telah memberikan pendampingan secara intensif kepada masyarakat Pendoworejo. Salah satu fokus mereka adalah mengembangkan potensi Bendung Kahyangan melalui berbagai kegiatan budaya, seperti Kembul Sewu Dulur yang rutin diselenggarakan setiap tahun.

Menurut Priyo, Bendung Kahyangan dapat dikembangkan melalui ekowisata berbasis budaya. Obyek wisata itu tidak hanya menyajikan keindangan pemandangan alam, melainkan juga didukung dengan potensi kesenian lokal, seperti jatilan dan tari angguk. “Walau potensi lokal, bisa jadi setingkat internasional kalau dikelola secara baik,” ungkap dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif