News
Rabu, 30 November 2016 - 20:00 WIB

Bukan Badai, Ini Analisis BMKG Soal Hujan Lebat Soloraya

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Kondisi banjir di Joyotakan, Solo, Selasa (29/11/2016). (M Ismail/JIBI/Solopos)

Berdasarkan analisis BMKG, hujan lebat di Soloraya bukan disebabkan karena badai tropis di sekitar perairan Indonesia.

Solopos.com, SOLO — Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memastikan hujan lebat di Solo dan sekitarnya merupakan pengaruh fenomena iklim lokal. Kondisi tersebut tidak terkait badai-badai tertentu yang terjadi di sekitar perairan Indonesia.

Advertisement

Hal itu disampaikan Kepala BMKG, Andi Eka Sakya, dalam jumpa pers terkait penyelenggaraan International Conference on Climate Change (ICCC) dengan tema Adaptation and Mitigation Strategy for Sustainable Life yang digelar Pascasarjana Universitas Sebelas Maret (UNS) Solo di Gedung Pusdiklat UNS, Rabu (30/11/2016).

Andi memaparkan puncak musim penghujan diprediksi terjadi pada pertengahan Januari 2017. Menurutnya, saat ini belum masuk musim penghujan yang sesungguhnya sehingga curah hujan masih sangat tinggi karena masih terlokalisasi di wilayah tertentu. “Jika nanti musim hujan sudah merata, makan curah hujan akan kembali normal,” ungkapnya.

Dia mencontohkan, sewaktu hujan di Jumantono, Karanganyar, curah hujan mencapai 200 milimeter/jam atau sangat tinggi. “Curah hujan akan menurun jika hujannya sudah merata,” jelasnya.

Advertisement

Andi menambahkan, hujan dengan intensitas tinggi di Solo dan sekitarnya masih akan berlangsung hingga Februari 2017 mendatang. Pihaknya mengimbau agar masyarakat tetap mewaspadai potensi bencana yang mungkin terjadi akibat hujan deras tersebut seperti banjir susulan dan tanah longsor.

ICCC merupakan konferensi ilmiah pertama mengenai perubahan iklim yang digelar di perguruan tinggi. Andi yang juga menjabat sebagai Presiden World Meteorological Organization (WMO) Asosiasi Regional 5 Wilayah Asia Tenggara dan Pasifik Barat itu menyampaikan konferensi tersebut merupakan platform ilmiah strategis yang berkontribusi dalam kajian kesiapan Indonesia dalam implementasi persiapan dalam menghadapi perubahan iklim.

Advertisement
Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif