Soloraya
Selasa, 29 November 2016 - 15:30 WIB

Rendam Empat Desa, Ini Foto-Foto Banjir Karanganyar

Redaksi Solopos.com  /  Jafar Sodiq Assegaf  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Jalan penghubung Sidodadi, Masaran, Sragen dengan Waru, Kebakkramat terendam air, Selasa (29/11/2016). (Sri Sumi Handayani/JIBI/Solopos)

Empat desa di Kecamatan Jaten dan Kebakkramat, Karanganyar, banjir sejak Senin malam.

Solopos.com, KARANGANYAR – Banjir melanda empat desa di Kecamatan Jaten dan Kebakkramat, Karanganyar, sejak Senin (28/11/2016) malam. Hingga Selasa (29/11/2016) siang, banjir belum surut di sejumlah wilayah.

Advertisement

Pantauan Solopos.com hingga Selasa pagi, air luapan Sungai Bengawan Solo itu masih menggenangi sejumlah wilayah di empat desa itu. Di Kecamatan Jaten tiga desa yang terendam adalah Desa Ngringo, Desa Dagen dan Desa Jati sedangkan di Kecamatan Kebakkramat Desa Waru terendam banjir parah.

Di Jaten, sebanyak 36 keluarga di Dukuh Daleman, RT 007/RW 006, Desa Ngringo, mengungsi di Masjid Al Maming Kapohan, Ngringo. Selain Daleman, ada 11 keluarga di Dukuh Dalon, Desa Ngringo, Jaten juga terdampak luapan air Sungai Bengawan Solo.

Advertisement

Di Jaten, sebanyak 36 keluarga di Dukuh Daleman, RT 007/RW 006, Desa Ngringo, mengungsi di Masjid Al Maming Kapohan, Ngringo. Selain Daleman, ada 11 keluarga di Dukuh Dalon, Desa Ngringo, Jaten juga terdampak luapan air Sungai Bengawan Solo.

Jalan kampung yang menghubungkan Sidodadi, Masaran, Sragen dengan
Waru, Kebakkramat terendam air. Sejumlah pengendara sepeda motor dan
mobil nekat melintas pada Selasa (29/11/2016). (Sri Sumi Handayani/JIBI/Solopos)

Perumahan elit yang ada di Puri Taman Sari II Desa Jati, Jaten, juga tidak luput dari luapan air Sungai Bengawan Solo. Sebanyak 25 keluarga mengungsi sejak Senin malam.

Advertisement

Kondisi serupa dialami sejumlah warga yang tinggal di Desa Waru, Kebakkramat. Pantauan Solopos.com, jalan kampung yang menghubungkan Desa Sidodadi, Masaran, Sragen ke Desa Waru, Kebakkramat, Karanganyar tergenang air. Ketinggian air sempat mencapai 50 sentimeter pada Selasa dini hari. Air masih setinggi di bawah lutut orang dewasa hingga Selasa siang.

Dukuh Daleman, RT 007/RW 006, Desa Ngringo, Jaten, terendam air sejak Senin (28/11/2016) malam hingga Selasa (29/11/2016). Ratusan orang mengungsi akibat kejadian itu. (Sri Sumi Handayani/JIBI/Solopos)

Sejumlah pengendara sepeda motor dan mobil nekat menerjang banjir karena enggan memutar melalui jalan besar. Sejumlah anak-anak tidak berangkat sekolah karena seragam dan buku pelajaran tertinggal di rumah yang kebanjiran.

Advertisement

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Karanganyar menyiapkan dapur umum di halaman masjid. Kepala Pelaksana Harian BPBD Kabupaten Karanganyar, Nugroho, menyampaikan ketinggian air rata-rata 30 cm hingga 1 meter. Ketinggian air masih sama di beberapa lokasi.

Dukuh Daleman, RT 007/RW 006, Desa Ngringo, Jaten, terendam air sejak Senin (28/11/2016) malam hingga Selasa (29/11/2016). Ratusan orang mengungsi akibat kejadian itu. (Sri Sumi Handayani/JIBI/Solopos)

Nugroho menuturkan penanggulangan dan penanganan bencana bukan hanya tanggung jawab pemerintah dan BPBD. Tetapi, seluruh masyarakat berperan sesuai profesi masing-masing. Dia berharap masyarakat membantu kerja pemerintah dalam hal menanggulangi dan menangani bencana.

Advertisement

Warga meninggalkan Perumahan Puri Taman Sari II Desa Jati, Jaten, Karanganyar, yang diterjang banjir, Senin (28/11/2016) malam. (Kurniawan/JIBI/Solopos)

Banjir di Daleman, Ngringo, Jaten, Karanganyar, Selasa (29/11/2016). (Sri Sumi Handayani/JIBI/Solopos)

 

 

Anggota BPBD Kabupaten Karanganyar membungkus makanan untuk pengungsi di dapur umum yang dibuka di halaman Masjid Al Maming Ngringo pada Selasa (29/11/2016). (Sri Sumi Handayani/JIBI/Solopos)

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif