Soloraya
Senin, 28 November 2016 - 21:30 WIB

PERAMPOKAN SUKOHARJO : Satu Jam Disekap Perampok, Ini Kisah Mantan Kades Ngombakan

Redaksi Solopos.com  /  Rini Yustiningsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Kondisi rumah yang dirampok di Ngombakan, Polokarto, Sukoharjo. (Facebook)

Perampokan Sukoharjo terjadi di Ngombakan, Polokarto.

Solopos.com, SUKOHARJO – Pasangan suami istri (Pasutri) Kuwadi, 75, dan Suwarsi, 66, warga Desa Ngombakan, Kecamatan Polokarto, Sukoharjo disekap selama satu jam oleh kawanan perampok yang menyatroni rumah mereka, Minggu (27/11/2016). Salah satu perampok yang mengacak-acak rumah Kuwadi diketahui badannya penuh dengan tato.

Advertisement

Saat kejadian, hanya mereka yang berada di rumah. Sedangkan cucu Kuwadi, Nano, tengah bepergian menghadiri acara pernikahan di Jogja. Kala itu, Kuwadi sendirian sedang memperbaiki pintu depan rumah.

Tiba-tiba, muncul empat laki-laki yang mengendarai dua sepeda motor yakni Suzuki Satria FU dan Yamaha Vixion. Mereka menghampiri Kuwadi dan bermaksud hendak membeli bekatul. Kala itu, para pelaku duduk di kursi sambil meminta air minum karena kehausan.

Advertisement

Tiba-tiba, muncul empat laki-laki yang mengendarai dua sepeda motor yakni Suzuki Satria FU dan Yamaha Vixion. Mereka menghampiri Kuwadi dan bermaksud hendak membeli bekatul. Kala itu, para pelaku duduk di kursi sambil meminta air minum karena kehausan.

Tak dinyana, saat Suwarsi hendak menutup pintu, para pelaku langsung menyekap mulutnya. “Saya lari menuju pintu belakang untuk meminta pertolongan warga. Belum sampai pintu belakang, saya sudah disekap oleh para pelaku,” kata Kuwadi, saat ditemui Solopos.com di rumahnya, Senin (28/11/2016).

Pria yang pernah menjabat sebagai Kepala Desa Ngombakan mulai 1977-1982 ini bersama istrinya disekap para pelaku di ruangan bagian tengah rumah. Kedua tangan dan kaki mereka diikat menggunakan lakban. Para pelaku dengan leluasa mengacak-acak lemari untuk mencari harta benda milik Kuwadi.

Advertisement

“Saya disekap oleh pelaku sekitar satu jam. Mereka mondar-mandir di dalam rumah di depan mata saya sambil menodongkan pisau cutter,” terang dia.

Keempat pelaku tak memakai cadar atau penutup muka saat menjalankan aksinya. Salah satu di antaranya diketahui badannya penuh dengan tato. Sementara logat bicara para pelaku orang Jawa.

“Saya tak mengenali para pelaku kendati mereka tak memakai penutup muka. Pimpinan kawanan perampok itu berbadan kekar sementara tiga pelaku lainnya kurus. Salah satu pelaku badannya penuh dengan tato,” terang dia.

Advertisement

Sementara itu, Suwarsi, mengatakan para pelaku mengambil brangkas berisi uang senilai Rp38 juta milik Nano. Dia mengaku diancam pelaku akan dibakar hidup-hidup jika tak menunjukkan uang dan perhiasan.

Suwarsi berhasil melepaskan ikatan lakban di tangannya dan bergegas meminta pertolongan kepada warga setempat. “Para pelaku kabur ke arah timur atau Bekonang. Mereka juga menggasak dua sepeda motor yang diparkir di samping rumah. Kunci mobil juga dibawa namun belum sempat diambil pelaku. Total kerugian seilai Rp70 juta,” tutur Suwarsi.

Di sisi lain, cucu Kuwadi, Nano, mengungkapkan kakeknya mempunyai usaha penggilingan padi. Biasanya, ada beberapa karyawan penggilingan padi yang bekerja di halaman rumah. Saat kejadian, mereka sedang libur sehingga hanya kakek dan neneknya yang berada di rumah.

Advertisement

Nano menambahkan aksi pencurian kerap terjadi di rumah kakeknya. Pada Agustus, satu timbangan digital dan satu unit mesin jahit raib digasak pencuri pada malam hari.

“Rumah kami memang sering menjadi sasaran aksi pencurian. Namun, baru sekarang terjadi aksi pencurian dengan kekerasan. Saat kejadian, saya sedang bepergian ke Jogja. Setelah mendapat kabar ada pencurian di rumah, saya langsung pulang ke Sukoharjo,” kata dia.

Advertisement
Kata Kunci : Perampokan Sukoharjo
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif