Jateng
Sabtu, 26 November 2016 - 11:50 WIB

TAWURAN SEMARANG : Wawali Janjikan Pendampingan Psikolog bagi Siswa Pelaku Tawuran

Redaksi Solopos.com  /  Rahmat Wibisono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi tawuran (JIBI/Solopos/Dok.)

Tawuran yang melibatkan siswa sekolah dasar (SD) disikapi Wawali Semarang dengan menjanjikan pendampingan psikolog.

Semarangpos.com, SEMARANG — Tawuran di Kota Semarang kini sudah melibatkan para siswa sekolah dasar (SD). Wakil Wali Kota Semarang Hevearita Gunaryanti Rahayu di Semarang, Jawa Tengah, Jumat (25/11/2016), berjanji menyiapkan psikolog untuk mendampingi para siswa SD yang diduga terlibat tawuran itu.

Advertisement

“Kami tadi sudah memanggil anak-anak yang kemungkinan mau berantem [tawuran] dan diduga membawa barang (senjata tajam, red.). Saya ajak mereka ngobrol baik-baik,” katanya seusai berdiskusi dengan pihak SD Al Khotimah yang dua siswanya diamankan polisi gara-gara diduga hendak tawuran, Kini, siswa SD Al Khotimah itu sudah menjalani kegiatan belajar mengajar seperti biasa.

Sebagaimana diwartakan, puluhan siswa SD mendatangi SD Negeri Pekunden, Semarang, Kamis (24/11/2016) lalu, yang diduga hendak melakukan tawuran, namun digagalkan pihak keamanan sekolah tersebut. Dua siswa berisial BM, 11, dan AL, 8, kemudian diamankan dan diserahkan ke kepolisian sektor Semarang Tengah, beserta senjata tajam yang diduga dari para siswa yang mendatangi SD Negeri Pekunden.

Meski demikian, keduanya yang diketahui siswa SD Al Khotimah Semarang langsung dipulangkan setelah dijemput orang tuanya. Dari pengakuan siswa, lanjut Ita, sapaan akrab Hevearita, mereka sebenarnya tidak berniat tawuran, melainkan hanya mencari ikan di sungai yang ada di sekitar SD lain, yakni SD Negeri Pekunden, Semarang.

Advertisement

Namun, imbuh dia, barang-barang yang berhasil diamankan kepolisian dari anak-anak yang diduga mau tawuran di sekitar lokasi ternyata berbahaya, seperti sebilah parang, dan gesper atau ikat pinggang. “Kalau mau mencari ikan masak pakai kayak gir gitu. Namun, mereka ternyata masih kelas II SD. Makanya itu, memang harus ‘dieksplore’ lebih jauh lagi kronologisnya bagaimana,” katanya.

Apalagi, kata dia, senjata tajam yang diamankan pihak kepolisian berdasarkan pengakuan dari dua anak tersebut bukan miliknya karena anak-anak lain yang mendatangi SD Negeri Pekunden tidak mereka kenal. “Untuk itu, kami akan panggilkan psikolog untuk mendampingi dua anak ini karena menyangkut anak-anak kan sangat sensitif. Memang harus berhati-hati,” katanya.

Di sisi lain, kata dia, kepolisian akan menyelidiki kronologis kejadian itu dengan memeriksa rekaman dari kamera close-circuit television (CCTV) yang ada di sejumlah titik di sekitar lokasi kejadian. “Polisi nanti akan mempelajari rekaman CCTV, seperti CCTV pemantau lalu lintas di Jl. Pandanaran, CCTV dari gerai makanan di situ. Nanti akan didalami juga keterangan dari saksi-saksi,” katanya.

Advertisement

Ita memastikan kedua siswa itu tidak akan mendapatkan tekanan agar tetap bisa mengikuti kegiatan belajar mengajar seperti biasa, sembari mencari kebenaran atas kronologis kejadian itu. Sementara itu, Ketua Yayasan Al Khotimah tidak mempercayai jika anak didiknya sampai melakukan tawuran, apalagi membawa senjata tajam sebagaimana berita yang sempat beredar di media.

“Mereka ini mau cari ikan. Makanya, kami masih tunggu bagaimana [kronologis kejadian]. Yang pasti, anak-anak ini tidak kami beri sanksi, apalagi masih di bawah umur,” pungkasnya.

KLIK dan LIKE di sini untuk lebih banyak berita Semarang Raya

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif