Sekolah eskalator diyakini mampu menjembatani persoalan kemiskinan di suatu daerah
Harianjogja.com, SLEMAN– Sekolah eskalator diyakini mampu menjembatani persoalan kemiskinan di suatu daerah. Dengan konsep pendidikan yang menekankan pembinaan akademis, karakter, seni budaya dan kecakapan hidup, lulusan sekolah eskalator diharapkan mengembangkan ekonomi kreatif di daerahnya masing-masing.
Kristanto, Sekretaris Pengurus Yayasan Pendidikan Astra Michael D. Ruslim (YPA MDR) mengatakan, terdapat 61 sekolah baik di Gedangsari Gunungkidul maupun Pandak Bantul yang menjadi sekolah binaan Astra.
Di sekolah-sekolah tersebut diterapkan empat metode pembelajaran sekaligus. Mulai akademis, karakter, kecakapan hidup hingga pendidikan seni budaya.
“Kecakapan hidup yang diterapkan sesuai potensi unggulan di masyarakat. Kebetulan ada potensi batik di Gedangsari,” ucapnya, di sela mengikuti lomba membatik di Festival Seni Internasional, P4TKSB Jogja, Selasa (22/11/2016).
Di program tersebut, Astra tidak hanya melakukan pembinaan sumberdaya manusia, tetapi juga membangun ekonomi kreatif dan kerakyatan. Itulah mengapa, konsep pendidikan yang dikembangkan di wilayah tersebut dinakaman sebagai sekolah eskalator.
“Eskalator tidak hanya berhenti di dunia pendidikan, tetapi di bidang ekonomi. Tahun depan, kami akan rintis Gedangsari sebagai desa wisata budaya agar masyarakat yang awalnya para sejahtera menjadi sejahtera,” tuturnya.
Cita-cita tersebut tidak bakal terwujud, kata Kris, mana kala tidak ada perubahan budaya dari masyarakatnya. Astra pun memberdayakan masyarakat di sana dengan gerakan menanam pohon zat pewarna alam. Tahun depan, Astra juga membangun laboratorium pembuatan zat pewarna alam.
“Kami juga akan menerapkan teaching factory. Siswa SMK akan mengenyam pendidikan selama empat tahun,” katanya.