Jatim
Sabtu, 26 November 2016 - 08:05 WIB

Pakde Karwo Desak Pengusaha Fokus Garap Pasar Dalam Negeri

Redaksi Solopos.com  /  Rohmah Ermawati  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Gubernur Jawa Timur Soekarwo. (Wahyu Darmawan/JIBI/Bisnis)

Pengusaha di Jatim diminta fokus menggarap pasar dalam negeri.

Solopos.com, SURABAYA – Gubernur Jawa Timur Soekarwo meminta para pengusaha dan industri di wilayah setempat tidak hanya fokus pada pengembangan pasar ekspor tetapi juga pasar dalam negeri. Hal itu, mengingat Indonesia selalu menjadi sasaran pasar bagi pengusaha asing.

Advertisement

Soekarwo atau yang akrab dipanggil Pakde Karwo mengatakan pasar dalam negeri perlu dikuatkan karena potensinya pasarnya lebih luas dengan jumlah penduduk mencapai 650 juta Jawa atau sekitar 40% dari total pasar Asia.

“Jangan terlalu berambisi menguasai pasar ekspor karena pasar sesungguhnya ada di sini, dan secara negara perdagangan di Jatim ini bisa surplus karena perdangan antar provinsi tumbuh,” katanya saat membuka Rapat Pimpinan Provinsi (Rapimprov) Kadin Jatim, Rabu (23/11/2016) malam.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Jatim, pertumbuhan ekonomi di Jatim pada kuartal III /2016 mampu mencapai 5,61% lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan ekonomi secara nasional. Jatim mengalami surplus perdagangan Rp56,9 triliun yang ditopang oleh perdagangan antarpulau atau provinsi.

Advertisement

Plt. Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Jatim, Deddy Suhajadi, mengatakan agar Jawa Timur dapat menguasai pasar dalam negeri, pemerintah, pengusaha, dan karyawan harus bersama-sama meningkatkan produktivitas kinerja mengingat di era Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) ini tingkat persaingannya cukup ketat.

“Untuk meningkatkan produktivitas tidak hanya dari sisi pekerja yang terus berlatih tapi juga dari sisi ketersediaan bahan baku industri yang selama ini masih disokong dari bahan baku impor,” kata dia.

Untuk menekan volume impor, katanya, pengusaha diharapkan untuk melihat potensi bahan baku yang ada di dalam negeri sehingga terjadi perdagangan dalam negeri.

Advertisement

“Kalau ada bahan baku yang tersedia di sini, harus ada subtitusi bahan baku impor, maka tidak perlu lagi impor,” kata dia.

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif