Soloraya
Sabtu, 26 November 2016 - 15:32 WIB

BENCANA WONOGIRI : 2 Rumah Tertimpa Longsor di Kismantoro

Redaksi Solopos.com  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi longsor (JIBI/Dok)

Bencana Wonogiri, dua rumah di Desa Lemahbang, Kismantoro, rusak terkena tebing longsor.

Solopos.com, WONOGIRI — Dua rumah warga Desa Lemahbang, Kecamatan Kismantoro, Wonogiri, rusak akibat terkena tebing yang longsor, Kamis (24/11/2016) malam.

Advertisement

Dua rumah itu masing-masingn milik warga Dusun Sabang, yakni Slamet, 35, dan Kasdi, 50. Tidak ada korban jiwa maupun luka dalam peristiwa itu. Tetapi, penghuni rumah harus diungsikan karena rumah tak memungkinkan dihuni lagi sebelum diperbaiki.

Tanah longsor di Sabang mengancam satu rumah warga lainnya. Kepala Pelaksana BPBD Wonogiri, Bambang Haryanto, menginformasikan tanah longsor juga terjadi di Dusun Kepuh, Desa Plosorejo, Jumat (25/11/2016).

Advertisement

Tanah longsor di Sabang mengancam satu rumah warga lainnya. Kepala Pelaksana BPBD Wonogiri, Bambang Haryanto, menginformasikan tanah longsor juga terjadi di Dusun Kepuh, Desa Plosorejo, Jumat (25/11/2016).

Tanah longsor membuat rumah Widianto, warga setempat rusak total. Penghuni rumah telah diungsikan ke tempat aman.

Peristiwa sama juga terjadi menimpa satu rumah di Dusun Tunggur, Desa Tunggur, Slogohimo, Kamis. “Kejadian Kamis-Jumat kemarin tidak menimbulkan korban jiwa. Kerugian ditaksir mencapai Rp77 juta. Kami bersama warga, polisi, TNI, kerja bakti memperbaiki rumah yang terdampak di masing-masing lokasi,” kata Bambang.

Advertisement

Sedangkan desa yang paling rawan adalah Pucung. Longsor mengancam kurang lebih 800 keluarga di Desa Pucung tiap tahun.

Permukiman di desa tersebut dikelilingi bukit yang berpotensi longsor. Kejadian tanah longsor terjadi tiap tahun dan mengakibatkan sejumlah rumah rusak berat, terutama saat musim hujan.

Joko mengaku selalu mengingatkan agar warga waspada. Bencana longsor dapat terjadi sewaktu-waktu saat musim hujan seperti sekarang ini.

Advertisement

Dia menekankan agar warga mendeteksi sedini mungkin gejala-gejala longsor, seperti mengecek ada tidaknya tanah retak di tebing. Jika ada tanah yang retak warga diminta segera mengungsi.

Setiap kali longsor terjadi, kerusakan yang diakibatkan cukup parah. Hal itu karena jarak rumah warga dengan tebing tak lebih dari 2 meter.

“Tebing yang mengelilingi desa kebanyakan ditumbuhi pohon keras. Sebenarnya justru pohon keras itu memperbesar potensi longsor karena menambah beban tanah,” kata Camat.

Advertisement

Bencana tanah longsor terjadi di Desa Pucung tiap tahun. Peristiwa terparah terjadi pada 2015 lalu. Sebanyak 15 rumah warga dan jembatan rusak berat diterjang longsor.

Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut. Peristiwa serupa terjadi tahun ini. Selain Pucung, terdapat beberapa desa lain yang rawan terjadi tanah longsor, seperti Lemahbang, Plosorejo, Bugelan, dan Ngroto.

Potensi bencana di empat desa itu tak sebesar di Pucung. Namun, warga tetap diminta selalu waspada guna mengantisipasi hal-hal yang tak diinginkan karena tanah longsor di desa-desa tersebut bisa terjadi kapan saja.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif