Jogja
Jumat, 25 November 2016 - 10:32 WIB

Isu Rush Money Tak Terasa di Jogja

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi menghitung uang. (JIBI/Solopos/Dok.)

Isu rush money tidak berpengaruh di Jogja

Harianjogja.com, JOGJA--Isu rush money atau penarikan uang besar-besaran yang beredar tidak terasa di DIY.

Advertisement

Deputi Kepala Kantor Perwakilan (KPw) Bank Indonesia (BI) DIY Hilman Tisnawan mengatakan, sampai saat ini tidak ada pengaruh dari isu tersebut di DIY. “Dari beberapa pemantauan terhadap bank-bank konvensional, tidak ada indikasi kondisi rush. Begitu juga di bank syariah tidak ada indikasi lonjakan dana,” ujar dia, Kamis (24/11/2016).

Hilman mengungkapkan, rush money pernah terjadi di Indonesia pada 1998 saat terjadi krisis ekonomi. Rush money yang terjadi saat itu disebabkan kondisi ekonomi baik nasional maupun global yang sedang krisis. Oleh karena itu, kondisi itu merusak kepercayaan masyarakat yang menyimpan dananya di bank.

“Kalau sekarang, ekonomi sedang sehat dan baik-baik saja, jadi tidak ada alasan untuk rush,” ujar dia.

Advertisement

Kepala Eksekutif LPS Fauzi Ichsan menyebutkan, adapun kondisi ketahanan perbankan di Indonesia saat ini cukup baik. Rasio kecukupan modal (CAR) sebesar 22% atau tertinggi dibandingkan beberapa tahun belakangan ini. “Rasio kredit bermasalah [non performing loan/NPL] juga bagus,” ungkap dia.

Ia menjelaskan, besaran Gross NPL perbankan di Indonesia saat ini sebesar 3,2%. Kondisi itu relatif lebih rendah dibandingkan kondisi 2008 di mana Gross NPL sebesar 3,5% dan CAR 17%. “Indikator saat ini jauh lebih dibandingkan dengan kondisi baik 2008  maupun pada saat krisis 1997 dan 1998,” ungkap dia.

Ia mengatakan, kondisi itu cukup tangguh untuk menghadapi gejolak yang terjadi saat ini baik lokal maupun internasional. Demo yang terjadi di Indonesia dinilai masih jauh dari kerusuhan yang terjadi 1998.

Advertisement

“Demo massal terjadi di luar negeri juga banyak dan kecenderungannya lebih enggak teratur dibanding di Indonesia,” kata dia.

Ia mengungkapkan, selama demonstrasi yang terjadi tidak berdampak pada ekonomi dan perbankan, maka relatif minim dampaknya. “Selama pertumbuhan dana pihak ketiga meningkat, dari sisi sistem enggak masalah,” tegas dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif