Jogja
Jumat, 25 November 2016 - 02:40 WIB

ANTISIPASI BENCANA SLEMAN : Waspadai Hujan Lebat Berdurasi Lama

Redaksi Solopos.com  /  Sumadiyono  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi arus lalu lintas teradang banjir (JIBI/Soilopos/Dok.)

Tingginya intenitas hujan yang turun disertai angin kencang di DIY disebabkan kandungan uap air yang meningkat.

Harianjogja.com, SLEMAN- Hujan deras yang melanda wilayah Sleman dan sekitarnya pada Rabu (23/11) malam hingga Kamis (24/11) dini hari menyebabkan banjir di wilayah Godean dan Gamping. Bahkan, di Gamping sebuah tanggul ikut longsor.

Advertisement

Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sleman, Makwan menjelaskan, tanggul yang longor terjadi di Perumahan Green Madani, Jitengan, Balecatur, Gamping. Panjang tanggul yang longsor sekitar 50 meter dengan ketinggian tiga meter. Selain itu, satu tiang pal listrik ikut roboh. “Lonsor terjadi pada Rabu malam, sekitar pukul 22.30 WIB,” kata Makwan, Kamis (24/11).

Akibat peristiwa itu, satu rumah warga milik Surahman, 52 rusak parah. Akibatnya, keluarga yang terdiri dari lima jiwa (4 dewasa, 1 balita) untuk sementara waktu menunggu perbaikan rumah yang rusak. “Perbaikan dilakukan oleh pihak pengembang karena itu masih tanggungjawab dari pihak pengembang,” jelasnya.

Selain longsor, hujan deras yang terjadi juga menyebabkan sejumlah titik genangan air di beberapa lokasi. Selain di Godean, genangan air setinggi 50 centimeter juga terjadi di Perumahan Jatisawit Asri Balecatur, Gamping. Akibatnya, sebagian genangan air memasuki rumah-rumah warga. “Banjirnya nggak lama, tengah malam sudah surut,” kata Agus warga Blok H Perumahan Jatisawit Asri.

Advertisement

Terpisah, Kepala Operasional Badan Meterologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Jogja Djoko Budiono menjelaskan, tingginya intenitas hujan yang turun disertai angin kencang di DIY disebabkan kandungan uap air yang meningkat. Hal itu disebabkan terjadinya peningkatan suhu air laut Selatan Jawa antara 1,5 hingga 2 derajat celcius. Selain itu, terjadi juga pertemuan angin di sekitar Jawa akibat tekanan rendah di sekitar ekuator.

Kondisi tersebut, kata Djoko, memengaruhi curah hujan lebat 50mm per hari disertai petir dan angin kencang dengan kecepatan 45km per jam. “Kondisi seperti ini diprediksi terjadi hingga akhir bulan ini. Kami mencatat intensitas hujan mencapai 150 hingga 300mm per pekan,” jelasnya.

Pihaknya menghimbau agar masyarakat lebih meningkatkan kewaspadaannya. Mulai wilayah Turi, Pakem, Tempel, Cangkringan, Ngemplak, Berbah, Ngaglik, Depok, Kalasan dan Kalibawang. Terutama warga yang bermuki di pinggiran sungai dan di perbukitan. “Kondisi hujan yang lebat seperti ini bisa menyebabkan banjir dan tanah longsor,” paparnya.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif