News
Jumat, 25 November 2016 - 18:11 WIB

Ahok-Djarot Disebut Ungguli Anies-Sandiaga, Desmond Tak Terima Survei Indikator

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Tiga pasangan Cagub/Cawagub DKI Jakarta (kiri kanan), Agus Harimurti Yudhoyono-Sylviana Murni, Basuki T. Purnama-Djarot Saiful Hidayat, dan Anies Baswedan-Sandiaga Uno memegang contoh alat peraga kampanye saat Deklarasi Kampanye Damai dan Berintegritas di Kawasan Monas, Jakarta, Sabtu (29/10/2016). (JIBI/Solopos/Antara/Rosa Panggabean)

Politikus Gerindra Desmond J Mahesa tak terima hasil survei Indikator yang menunjukkan elektabilitas Ahok-Djarot mengungguli Anies-Sandiaga.

Solopos.com, JAKARTA — Hasil survei Indikator Politik Indonesia tentang kepuasan publik Jakarta terhadap pemerintahan Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) berikut elektabilitasnya dikritik politikus Gerindra, Desmond J Mahesa. Dalam survei itu, pasangan Ahok-Djarot disebut masih unggul dari jagoan Gerindra-PKS, Anies Baswedan-Sandiaga Uno.

Advertisement

“Ada rapat di DPR,” begitu alasan Desmond saat meninggalkan ruang diskusi setelah Direktur Eksekutif Indikator Politik Indonesia Burhanudin Muhtadi memaparkan hasil survei elektabilitas calon di Pilkada Jakarta, Kamis (25/11/2016) siang. Desmond memilih untuk meninggalkan ruang diskusi pada pukul 14.30 WIB setelah menyampaikan uneg-unegnya lantaran tak terima dengan hasil survei itu.

Bagi Desmond, hasil survei yang dilakukan oleh Indikator itu terkesan tidak adil dan lebih mengkampanyekan kinerja calon petahana. Salah satu poin dalam hasil survei itu adalah 69% responden menyatakan puas dengan kinerja Ahok-Djarot di Pemprov DKI Jakarta. Baca juga: Indikator Politik: 69% Warga DKI Puas Kinerja Ahok-Djarot.

Advertisement

Bagi Desmond, hasil survei yang dilakukan oleh Indikator itu terkesan tidak adil dan lebih mengkampanyekan kinerja calon petahana. Salah satu poin dalam hasil survei itu adalah 69% responden menyatakan puas dengan kinerja Ahok-Djarot di Pemprov DKI Jakarta. Baca juga: Indikator Politik: 69% Warga DKI Puas Kinerja Ahok-Djarot.

Sejak ditetapkannya Ahok sebagai tersangka pada 16 November silam karena ucapannya yang menyinggung Surat Al-Maidah 51, baru ada dua lembaga yang merilis hasil survei, yaitu Indikator Politik Indonesia dan Lingkaran Survei Indonesia (LSI) Denny JA. Status tersangka itu membuat banyak pihak meyakini elektabilitas calon nomor urut 2 itu semakin merosot.

Namun, dalam hasil survei yang dirilis oleh Indikator, elektabilitas Ahok-Djarot masih lebih unggul dibandingkan pasangan Anies-Sandiaga. Namun meski posisi Ahok-Djarot kini di bawah pasangan Agus Yudhoyono-Sylviana Murni.

Advertisement

Saat itu, Burhanudin mengatakan elektabilitas Ahok-Djarot berbanding terbalik dengan tingkat kepuasan masyarakat yang masih tinggi selama lima bulan terakhir ini. Sebanyak 69% responden merasa puas atas kinerja Ahok-Djarot baik dari sisi penanggulangan macet dengan program ganjil-genap, biaya pendidikan dan berobat, hingga infrastruktur dan layanan publik. Sedangkan sisanya, yang tak sepakat dengan kebijakan petahana dan lebih memilih kedua calon lainnya.

Alasan penurunan elektabilitas Ahok-Djarot meski banyak warga yang puas dengan kinerjanya adalah isu primodial dan kasus Surat Al Maidah 51. Dengan isu itu, warga DKI sibuk untuk memperdebatkan soal layak tidaknya Ahok disebut sebagai penista agama daripada menguji program yang ditawarkan para calon.

Dituding Abal-Abal?

Advertisement

Melihat hasil survei itu, Desmond menganggap bahwa survei itu cenderung mengkampanyekan kinerja Ahok-Djarot dibandingkan yang lainnya.
“Mana mungkin ini seimbang kalau pertanyaannya sejak awal tidak nyambung karena pertanyaannya ini sudah kayak kampanye? Jadi kesan saya siapa yang abal-abal sebenarnya? Denny JA atau Indikator? ini bagi saya dari beberapa paparan kesan saya indikator-indikator dan pertanyaan-pertanyaannya lebih mengunci ke petahana yang lebih berkuasa,” ujar Desmond dihadapan sejumlah awak media dan Burhanudin.

Dia menganggap survei yang dilakukan Indikator terkesan mengkampanyekan Ahok untuk bangkit dari masalah yang dialaminya. Bahkan, menurut Desmon, survei yang dilakukan oleh tim Indikator terkesan lebih abal-abal jika dibandingkan dengan survei LSI Denny JA.

Enam hari sebelum Indikator, LSI Denny JA telah lebih dulu mengeluarkan rilis survei yang menyebutkan posisi Agus-Sylvi jauh lebih unggul dibandingkan petahana. Jauh berbeda dengan survei Indikator, survei LSI yang dilakukan pada 31 Oktober hingga 5 November terhadap 440 responden dengan margin of error sebesar 4,8% itu menunjukkan bahwa eletabilitas petahana berada di posisi buncit.

Advertisement

Posisi Ahok yang kini sebagai tersangka justru makin memperburuk dukungannya yang pada November 24,6% kini menjadi 10,6%. Angka tersebut diperoleh dengan menggunakan pertanyaan “jika Ahok tersangka”. Berdasarkan survei LSI, Agus-Sylvi–sebelum Ahok tersangka–berada di 20,9%. Namun, setelah Ahok menjadi tersangka, dukungan terhadap Agus-Sylviana naik jadi 30,90 persen, pasangan Anies-Sandi mengalami peningkatan hingga 31,9%, sedangkan yang belum menentukan pilihan sebanyak 26,6 %.

Terpuruknya posisi Ahok-Djarot, bahkan membuat peneliti LSI Ardian Sopa berkata pasangan petahana itu bisa tersingkir dalam putaran pertama. “Dari hasil ini Ahok-Djarot bukan tidak mungkin akan gagal di putaran pertama,” katanya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif