News
Rabu, 23 November 2016 - 22:00 WIB

WNI Disandera Lagi, Indonesia Tagih Tindakan Malaysia

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Peta perairan Sabah dan Filipina Selatan. (Google Map)

WNI kembali disandera kelompok Abu Sayyaf di perairan Malaysia. Menkopolhukam pun menagih janji Malaysia

Solopos.com, BOGOR — Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Wiranto menunggu langkah Malaysia untuk mengamankan perairan mereka dari gerombolan Abu Sayyaf. Hal itu dia ungkapkan menyusul kembali terulangnya kasus penculikan terhadap dua warga negara Indonesia (WNI) di daerah Sabah, Malaysia.

Advertisement

Menurutnya, langkah dari Malaysia cukup penting untuk mencegah supaya gerakan para milisi yang acap kali membayakan aktivitas pelayaran di wilayah yang berbatasan dengan Indonesia dan Filipina tersebut kembali terulang.

“Itu kan [lokasi penculikan] berada di daerah Malaysia, kapal juga milik Malaysia. Tetapi memang sejauh ini sekitar 600 keluarga yang bekerja di daerah tersebut,” kata Wiranto di Bogor, Rabu (23/11/2016).

Dia menjelaskan khusus di wilayah Indonesia hal itu tidak ada masalah. Sejumlah gangguan boleh dikatakan tidak ada. Langkah strategis juga sudah dilakukan misalnya dengan melakukan pengawalan bersenjata jika ada pelayaran yang melewati wilayah rawan tersebut.

Advertisement

“Di kita tidak ada masalah. Karena kita sudah menerapkan sistem keamanan di wilayah itu, pengawalan bersenjata juga sudah berjalan,” jelasnya.

Purnawirawan Jendral bintang empat itu menambahkan, mereka kini tengah menjalin komunikasi dengan pemerintah negeri jiran tersebut untuk menyelesaikan kasus itu secara bilateral. “Kita sedang mengupayakan melalui hubungan bilateral dengan Malaysia melalui Kementerian Luar Negeri,” kata Wiranto.

Menkopolhukam juga enggan membeberkan langkah apa saja yang bakal dilakukan untuk membebaskan dua orang WNI yang menjadi sandera tersebut. Termasuk pilihan untuk memaksa otoritas Malaysia tegas menghadapi para gerombolan bersejata yang beroperasi di perairan Sabah dan Filipina Selatan itu. “Ya nanti tunggu saja,” ujarnya.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif