Sport
Selasa, 22 November 2016 - 08:30 WIB

FORMULA ONE 2017 : Balapan Terakhir F1 di Singapura?

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Baihaqi  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pembalap Mercedes Formula One Lewis Hamilton melaju di lintasan saat menjalani latihan bebas sesi kedua Singapore F1 Grand Prix di sirkuit jalan raya Marina Bay. JIBI/Reuters/Pablo Sanchez

Formula One 2017 disebut menjadi balapan terakhir untuk Marina Bay Singapura.

Solopos.com, SINGAPURA – Eksotisme sirkuit jalanan Marina Bay di Singapura selalu mengundang pujian saat balapan Formula 1 (F1) dilangsungkan di sana. Selain kemegahannya, sirkuit dengan panjang lintasan 5.067 kilometer ini terus dinanti karena menawarkan sensasi balapan di malam hari. Sebanyak 1.500 lampu proyektor berkilau di penjuru sirkuit saat para joki jet darat beradu cepat.

Advertisement

Namun balapan di Negeri Merlion ini bisa jadi tinggal cerita lantaran Singapura berencana mundur sebagai salah satu tuan rumah F1. Balapan tahun depan disebut bakal menjadi race terakhir yang dihelat di Marina Bay. Hal itu diungkapkan  Supremo F1, Bernie Ecclestone, dalam wawancaranya dengan Auto Motor Und Sport, majalah terbitan Jerman.

Bernie mengakui negosiasi yang dilakukannya dengan otoritas Singapura tidak berjalan lancar. “Lihat apa yang sudah kami lakukan pada Singapura. Ya balapan di sana membuat  Singapura mengeluarkan uang sangat banyak. Namun kami juga memberi mereka banyak uang,” ujar Bernie seperti dilansir Reuters, Senin (21/11/2016).

Singapura mengeluarkan 105,4 juta dolar (setara Rp1,5 triliun) tiap tahun untuk membiayai balapan jet darat. Sekitar 60% di antaranya ditanggung pemerintah. GP di Singapura yang berlangsung sejak tahun 2008 ini diorganisasi oleh sebuah perusahaan milik Ong Beng Seng, seorang miliuner Singapura. Kontrak penyelenggaraan F1 di Singapura sempat berakhir 2012 sebelum diperpanjang lagi hingga 2017.

Advertisement

“Singapura tiba-tiba lebih dari sekadar bandara dari dan untuk ke suatu tujuan. Mereka percaya sudah meraih target mereka dan tak mau menggelar grand prix lagi,” tutur Bernie.

Beberapa alasan yang mendorong Singapura menyudahi kontrak yakni makin menurunnya jumlah penonton yang datang ke sirkuit maupun yang menyaksikan lewat tayangan televisi. Tahun pertama menggelar F1, 2008, jumlah penonton yang datang per hari mencapai 100.000 orang. Namun angka itu terus menurun hingga mencapai jumlah 73.000 orang per hari tahun ini.

Hilangnya Marina Bay dari kalender F1 tentu menjadi kerugian besar bagi penggemar F1 khususnya di Asia Tenggara. Pasalnya, Malaysia berencana ikut menarik diri usai musim 2018. Alasannya sama, penjualan tiket dan jumlah penonton televisi tidak sebanding dengan profit mereka.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif