Soloraya
Senin, 21 November 2016 - 19:00 WIB

Seno Samodro Klaim Pertumbuhan Ekonomi Boyolali Kalahkan Jakarta!

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ribuan buruh sedang beraktivitas di PT Eco Smart Garment Indonesia Sambi, Boyolali, Jumat (24/6/2016). (Hijriyah Al Wakhidah/JIBI/Solopos)

Bupati Seno Samodro mengklaim pertumbuhan ekonomi Boyolali lebih tinggi dari beberapa kota besar, bahkan mengalahkan Jakarta.

Solopos.com, BOYOLALI — Bupati Boyolali, Seno Samodro, mengklaim pertumbuhan ekonomi di Kota Boyolali pada 2016 ini tumbuh 6,08%. Angka ini diklaim mengalahkan kota-kota besar di Indonesia, seperti Solo, Semarang, Surabaya, Bandung, bahkan Jakarta.

Advertisement

Demikian diungkapkan Bupati Boyolali, Seno Samodro, saat memberikan sambutan dalam acara Hari Anak Sedunia, di Pendapa Alit, Boyolali, Sabtu (19/11/2016) malam. “Tahun ini, Boyolali memecahkan rekor Nasional. Sekelas Kabupaten, pertumbuhan ekonomi Boyolali mengalahkan kota-kota besar di Indonesia,” jelas Seno.

Seno mengaku terkejut saat Boyolali dinyatakan sebagai kabupaten dengan pertumbuhan ekonomi teratraktif pada tahun ini, yakni 6,08%. Padahal, pertumbuhan ekonomi nasional dan di sejumlah kota dan daerah rata-rata berjalan melambat kisaran 5%.

“Saya sendiri kaget pertumbuhan ekonomi Boyolali bisa 6,08%. Sampai-sampai Bu Menteri Keuangan, Sri Mulyani, mengundang saya untuk ke Jakarta,” tambahnya saat ditemui Solopos.com secara terpisah setelah acara.

Advertisement

Dalam pertemuannya dengan Sri Mulyani di Jakarta, Seno menyampaikan sejumlah hal terkait upaya memajukan daerah. Namun, ada beberapa hal yang tak bisa ia sampaikan ke publik karena berbagai alasan. “Yang jelas, saya dinilai sebagai bupati yang bisa diajak dialog untuk menggairahkan pertumbuhan ekonomi,” paparnya.

Atas pencapaian itu, kata Seno, dia makin optimistis bahwa pembangunan Boyolali saat ini bukan sia-sia. Ia yakin bahwa pembangunan besar-besaran di Boyolali berdampak pada meningkatnya investasi, dan menggerakkan sektor riil ekonomi masyatakat. “Artinya pembangunan Boyolali ini menyentuh masyarakat banyak, menumbuhkan iklim bisnis baru,” paparnya.

Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Solo, Bandoe Widiarto, saat dihubungi Solopos.com membenarkan pertumbuhan ekonomi di Boyolali yang cukup atraktif. Menurut Bandoe, pertumbuhan ekonomi di Boyolali cukup atraktif sejak dua tahun ini. Meski demikian, ia mengaku tak hapal apakah Boyolali terbaik se-Indonesia atau masuk peringkat ke berapa. “Pertumbuhan ekonomi Nasional dan rata-rata Soloraya kan 5,4%. Tapi, Boyolali cukup fantastis,” ujarnya.

Advertisement

Menurut Bandoe, ada beberapa hal penyebab kenapa pertumbuhan ekonomi di Boyolali cukup atraktif. Selain belanja modal pemerintah yang cukup tinggi, iklim investasi di Boyoali dinilai juga sangat pesat. “Investasi di Boyoali cukup besar, belanja modal juga dominan,” paparnya.

Ada hal yang lebih menarik lagi, sambungnya, meski pertumbuhan ekonomi tinggi, namun inflasi di Boyolali sangat rendah, yakni 1,8%. Padahal, inflasi Nasional rata-rata 3,4%. Hal ini mengindikasikan harga-harga cukup stabil. “Hal ini harus dipertahankan. Saya kira tahun ini, tak berbeda dengan tahun lalu,” paparnya.

Berdasarkan data BPS Jawa Tengah, perekonomian Jateng yang diukur berdasarkan besaran Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) atas
dasar harga berlaku triwulan III-2016 mencapai Rp283.850,38 miliar. Artinya, pertumbuhan ekonomi Jateng tumbuh 5,06% terhadap triwulan III-2015 atau tumbuh 5% dibandingkan periode yang sama tahun lalu (y-o-y).

Sementara itu, berdasarkan PDRB, perekonomian DKI Jakarta triwulan III 2016 mencapai Rp550,11 triliun. Pertumbuhan ekonomi DKI ini tumbuh 5,75% bila dibandingkan dengan triwulan III-2015 (y-o-y). Artinya, jika memang saat ini di atas 6%, pertumbuhan ekonomi Boyolali tahun ini bisa berada di atas rata-rata nasional.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif