Jogja
Senin, 21 November 2016 - 10:36 WIB

Alat Pengaman untuk Penderes Nira Kelapa Dianggap Merepotkan

Redaksi Solopos.com  /  Nina Atmasari  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi penyadap nira (JIBI/Harian Jogja/Kusnul Isti Qomah)

Alat pengaman untuk penderes nira kelapa di Kulonprogo tidak digunakan oleh para penderes

Harianjogja.com, KULONPROGO-Demi aspek keselamatan kerja, penderes nira kelapa di Kulonprogo sudah pernah dilengkapi pengaman. Namun, penggunaan lata pengaman tersebut tidak teraplikasikan dengan baik karena dianggap merepotkan oleh para penderes.

Advertisement

Kepala Bidang Pemberdayaan Dinas Koperasi dan UMKM Kulonprogo, Hariyono, mengatakan alat pengaman berupa ikat pinggang sebagaimana yang digunakan tukang listrik telah diberikan sekitar tahun 2014 lalu. Alat bantuan dari Pemkab Kulonprogo tersebut kemudian akhirnya tersia-sia.

“Tidak digunakan karena katanya malah susah ketika harus naik pelepah kelapa,”jelasnya kepada Harianjogja.com, Minggu (20/11/2016).

Para penderes nira memang harus naik ke pelapah kelapa untuk mengambil nira kualitas terbaik dan bukan hanya sekedar memanjat pohon kelapa. Selain itu, guna menekan angka kecelakaan kerja, penggunaan selang untuk menyedot nira juga pernah dicoba.

Advertisement

Hanya saja kualitas nira yang dihasilkan kurang baik. Padahal, untuk menghasilkan gula semut organik terbaik, produk unggulan gula kelapa Kulonprogo, dibutukan nira berkualitas terbaik.

Hariyono mengakui jika tuntutan produksi gula kelapa sangat tinggi. Terlebih lagi, kebanyakan penderes nira sudah berusia lanjut sekitar 50 hingga 70 tahun. Minimnya penderes berusia muda disebabkan harga jual gula kelapa yang dianggap terlalu rendah. Namun, sejak gula semut organik dihasilkan mulai muncul sejumlah penderes berusia muda.

Saat ini, gula semut organik dihargai Rp17.000 hingga Rp25.000 per kilogram. Sedangkan gula kelapa hanya berkisar Rp5.000 sampai Rp10.000 per kilogram. Karena itu, sebagai solusi, pemerintah daerah saat ini sedang berupaya menciptakan bibit kelapa dengan batang yang tak terlalu tinggi. Harapannya, ini bisa menekan angka kecelakaan kerja serta memudahkan para penderes nira serta berdampak pada regenerasi penderes.

Advertisement

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif