Pembunuhan Wonogiri, seorang pria paruh baya membunuh ibu kandungnya.
Solopos.com, WONOGIRI — Perempuan berusia 80 tahun, Miyem, ditemukan tergeletak bersimbah darah dan penuh luka tusuk di dapur rumahnya di Selorejo RT 001/RW 002, Jatinom, Sidoharjo, Wonogiri, Minggu (20/11/2016) pagi.
Perempuan itu sudah tak bernyawa. Dia diduga dibunuh anak kandungnya, Saridi, 50, yang tinggal serumah dengannya dan menderita gangguan jiwa sejak lama. Dalam pengakuannya, Saridi merasa tak membunuh ibunya, tetapi membunuh seekor ular.
Kasatreskrim Polres Wonogiri, AKP Eko Marudin, kepada wartawan melalui pernyataan tertulis, Minggu siang, menyampaikan jasad Miyem kali pertama ditemukan tetangganya, Nasiyem, 55. Saat itu Nasiyem mengecek rumah Miyem.
Saat masuk dapur dia melihat Miyem tergeletak bersimbah darah. Tak jauh dari Miyem, Nasiyem mendapati Saridi duduk sambil memegang pisau. Kemudian Nasiyem teriak minta tolong.
“Pelaku digelandang ke Polres untuk pemeriksaan lebih lanjut,” kata Eko mewakili Kapolres Wonogiri, AKBP Ronald Reflie Rumondor.
Dia melanjutkan berdasar pemeriksaan tim dokter Puskesmas Sidoharjo, tubuh Miyem mendapat delapan luka tusuk di muka, leher, dada, dan pinggang. Sejumlah saksi kepada polisi menginformasikan Saridi merupakan anak kandung Miyem.
Lelaki paruh baya itu menderita gangguan jiwa sejak 1986. Keluarga sempat memasungnya selama dua pekan pada 1987. Selama ini dia tinggal serumah dengan ibunya.
Kini Saridi masih menjalani pemeriksaan kejiwaan. Keluarganya ingin dia dititipkan di rumah sakit jiwa.
“Melalui surat pernyataan pihak keluarga menerima kematian korban. Pembuatan surat pernyataan disaksikan muspika dan pemerintah desa,” imbuh Eko.
Terpisah, Kasi Ketenteraman dan Ketertiban (Trantib) Sidoharjo, Sarno, saat dihubungi Solopos.com mengatakan saat ditanya Saridi mengaku tidak membunuh ibunya. Saridi mengatakan yang dibunuhnya adalah seekor ular.