Soloraya
Jumat, 18 November 2016 - 18:40 WIB

PILKADES KARANGANYAR : Kisah Pasutri Klodran Harus Bersaing Jadi Kades

Redaksi Solopos.com  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Warsito berfoto bersama istrinya, Nawang Wulan Indriastuti, di rumah mereka di Klodran, Colomadu, Karanganyar, Jumat (18/11/2016). (Iskandar/JIBI/Solopos)

Pilkades Karanganyar, pasutri asal Klodran bersaing memperebutkan jabatan kades.

Solopos.com, KARANGANYAR — Pemilihan kepala desa (pilkades) serentak di Karanganyar akan digelar serentak pada 30 November. Ada 11 desa yang menggelar pilkades.

Advertisement

Dari 11 desa itu tiga di antaranya diikuti pasangan suami istri. Satu dari tiga pasang suami istri yang mengikuti pilkades di Desa Klodran, Kecamatan Colomadu, Karanganyar.

Kades Klodran, Warsito, 53, yang sekarang cuti dari jabatannya, akan bersaing dengan istrinya, Nawang Wulan Indriastuti, 45. Dia yang jabatan kadesnya berakhir Desember mendatang terpaksa bertarung dengan istrinya karena hingga hari terakhir pendaftaran ditutup tak ada calon penantang lainnya yang mendaftar sebagai cakades.

“Saya terpaksa mendaftarkan istri saya sebagai lawan pada pilkades yang akan datang, 30 menit sebelum pendaftaran ditutup. Karena sampai waktu terakhir itu tidak ada orang lain yang mendaftar mengikuti pilkades. Padahal syaratnya minimal harus ada dua calon agar pilkades bisa terselenggara,” ujar Warsito ketika ditemui wartawan di kediamannya, Jumat (18/11/2016).

Advertisement

Karena bertarung melawan istri sendiri, Warsito mengaku tak membuat persiapan khusus. Bahkan acara open house yang lazim digelar calon kades jauh-jauh hari sebelum pencoblosan, belum diadakan.

Open house tetap akan saya gelar, nanti dikira saya sombong. Tadinya akan digelar lima hari menjelang pilkades, tapi atas desakan warga akhirnya saya akan gelar H-10,” ujar Warsito.

Di sisi lain, ia selalu menghadiri acara pengajian di desanya. Sementara itu, istri Warsito, Nawang, menyatakan siap menjadi lawan suaminya pada pilkades mendatang. Namun, ia juga tidak melakukan persiapan khusus.

Advertisement

Salah seorang warga setempat, Wahyu, 34, saat ditanya kenapa tak ada calon lain yang mengikuti pilkades, mengaku tak tahu secara persis. Namun dia memperkirakan warga akan berpikir ulang jika harus melawan Warsito yang juga petahana.

“Mungkin warga juga sudah menghitung sehingga tidak ada yang berani mendaftar menjadi lawan Pak Warsito. Mereka mungkin berpikiran kalau ikut pilkades saat ini hanya akan menghambur-hamburkan uang. Saya kira orang sudah menghitung sehingga memilih tidak mengikuti pilkades saat ini,” kata dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif