Soloraya
Kamis, 17 November 2016 - 20:40 WIB

PETERNAKAN KARANGANYAR : Berbobot 1,2 Ton, Bratasena Juarai Kontes Sapi

Redaksi Solopos.com  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Sunarwan, memberi makan sapi jenis simmental miliknya yang memenangi Kontes Ternak Sapi Hasil Inseminasi Buatan di Lapangan Jumapolo, Kamis (17/11/2016). (Sri Sumi Handayani/JIBI/Solopos)

Peternakan Karanganyar, seekor sapi seberat 1,2 ton memenangi kontes sapi di Jumapolo.

Solopos.com, KARANGANYAR — Kedatangan seekor sapi jantan ke Lapangan Desa Jumapolo menggegerkan ratusan orang yang duduk di bawah naungan tenda di salah satu bagian lapangan.

Advertisement

Ratusan orang mengenakan topi khas koboi itu sontak berdiri dan menengok. Beberapa orang beranjak dari tempat duduk sembari mengeluarkan handphone berkamera. Mereka menyongsong sapi jantan tadi.

“Wah, guede sapine. Iki sing juara siji. Sik tak fotone [Wah, sapinya besar sekali. Ini yang juara I. Sebentar saya foto],” celetuk salah seorang perempuan berkerudung hijau sembari setengah berlari.

Advertisement

“Wah, guede sapine. Iki sing juara siji. Sik tak fotone [Wah, sapinya besar sekali. Ini yang juara I. Sebentar saya foto],” celetuk salah seorang perempuan berkerudung hijau sembari setengah berlari.

Sapi jantan itu bernama Bratasena kalau mengacu pada tulisan pada banner yang melilit perutnya. Sapi itu milik warga Kaliboto, Mojogedang, Sunarwan.

Lelaki bertubuh kurus itu merawat sapi jenis simmental itu selama empat tahun. Hasilnya, peranakan brahman dan simmetal itu memiliki bobot 1,2 ton dan lingkar dada 256 sentimeter (cm).

Advertisement

“Enggak ada target, tetapi saya hanya ingin bobotnya kalau bisa sampai 2 ton. Kalau sekarang berapa [bobot] kurang tahu. Hla ditimbang pakai alat ukur itu enggak muat,” cerita Narwan, sapaan akrab Sunarwan, saat ditemui wartawan di sela-sela mengurus Bratasena, Kamis (17/11/2016).

Dia menyampaikan makanan Bratasena sama seperti sapi lain, yaitu ampas singkong, air gula jawa, tepung untuk pakan hewan, dan lain-lain. Dia membeli Bratasena kecil seharga Rp15 juta.

Saat ini, dia menawarkan Bratasena Rp200 juta. “Ada lima sapi. Satu sapi jenis limosin berbobot 1,1 ton laku Rp150 juta. Kalau ada yang mau, ini Rp200 juta. Saya enggak merawat khusus, tapi hanya serius,” tutur dia.

Advertisement

Bratasena menyabet juara I kategori sapi penggemukan pada Lomba/Kontes Ternak Sapi Hasil Inseminasi Buatan dengan tema Amarga Kawin Suntik, Sapiku Dadi Apik.

Sebanyak 71 ekor sapi dari 17 kecamatan di Karanganyar berebut juara I-III pada setiap kategori, yaitu pedet jantan, betina, dan sapi penggemukan. Penilaian meliputi berat badan, tinggi badan, lingkar dada, dan lain-lain.

Masing-masing juara mendapatkan hadiah uang pembinaan dan piala. Salah satu peserta lomba dari Gondangrejo, Wasimin, membawa dua pedet jantan jenis peranakan jawa dan simmental.

Advertisement

Wasimin merupakan peternak sapi. Dia mengaku menggunakan sistem inseminasi buatan (IB) sejak 6 tahun lalu. Hasilnya, pedet usia 1 tahun dengan bobot ratusan kilo miliknya laku Rp25 juta. Padahal, dahulu hanya beternak sapi jenis jawa.

“Bibit sapi jawa itu Rp3 juta, tetapi kalau peranakan itu Rp12 juta. Pakai IB itu hasilnya bagus dan bisa meningkatkan kualitas sapi. Sapi hasil IB itu kalau dijual harganya mahal,” tutur dia.

Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Kabupaten Karanganyar, Sumijarto, menuturkan rata-rata peternak di Karanganyar sudah menerapkan sistem IB. Dia memaparkan data ternak sapi potong 62.948 ekor dengan jumlah peternak 31.474 orang sedangkan sapi perah sebanyak 412 ekor dengan jumlah peternak 64 orang.

Tetapi, Sumijarto mengakui pengelolaan ternak di Karanganyar masih tradisional dan sebagai pekerjaan sampingan. Karena itu, kontes tersebut diharapkan dapat menggairahkan peternak.

Sumijarto menghitung nilai aset ternak sapi di Karanganyar. Disnakkan menyuntikkan 15.000 semen selama satu tahun. Dari jumlah itu, ada 11.000 ekor bunting.

Dia memisalkan harga satu ekor pedet Rp5 juta maka Karanganyar memiliki aset Rp55 miliar. “Harapan kami, ternak itu bukan lagi pekerjaan sampingan. Selain itu, peternak semakin sadar mengelola ternak secara profesional dan mandiri. Produk ternak di Karanganyar cukup besar. IB dapat menghasilkan peranakan sesuai keinginan, kualitas lebih baik dari induk,” tutur dia.

Sementara itu, Bupati Karanganyar, Juliyatmono, mengapresiasi kinerja Disnakkan dan peternak sapi di Karanganyar. Dia berharap peternak sapi di Karanganyar lebih serius mengelola usaha itu.

Yuli, sapaan akrab Juliyatmono, berencana membuat percontohan pembiakan IB mandiri dan profesional pada 2017. Dia menawarkan kepada kelompok ternak di setiap kecamatan di Karanganyar.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif