Soloraya
Kamis, 17 November 2016 - 05:00 WIB

KUNJUNGAN MEDIA : Praktik Investasi Bodong Musuh Utama bagi KSEI

Redaksi Solopos.com  /  Septina Arifiani  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Novian Harry Wibowo, marketing communication officer KSEI (tengah) saat berkunjung ke Griya Solopos, Rabu (16/11/2016). (Chelin Indra Sushmita/JIBI/Solopos.com)

Kunjungan media oleh KSEI menyatakan praktik investasi bodong kian marak.

Solopos.com, SOLO – Maraknya penipuan berkedok investasi, alias investasi bodong yang terjadi akhir-akhir ini membuat PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI) yang merupakan lembaga penyimpanan dan penyelesaian (LPP) di pasar modal khawatir. Mereka mengatakan praktik investasi bodong merupakan musuh utama yang harus diberantas.

Advertisement

“Sekarang ini investasi bodong jadi musuh utama kami. Maraknya praktik investasi bodong membuat banyak orang enggan berinvestasi,” kata Novian Harry Wibowo, selaku marketing communication officer KSEI, saat berbincang dengan Solopos.com, Rabu (16/11/2016), di Griya Solopos.

Bukan hanya masyarakat awam, beberapa pelaku bisnis dari kalangan elit pun turut menjadi korban dari investasi yang menawarkan keuntungan di luar nalar ini. Hal itu pada akhirnya berdampak negatif pada perkembangan pasar modal di Indonesia.

Menurut Harry, perkembangan pasar modal di Indonesia saat ini masih rendah karena banyak masyarakat yang kurang mengerti soal praktik investasi. Menurut data KSEI, jumlah investor di Kota Solo saat ini baru sekitar 5.800 orang. Namun, angka itu diperkirakan akan terus meningkat.

Advertisement

“Saya enggak menyangka sih, kalau jumlah investor di Kota Solo akan sebanyak ini, berarti kan orang Solo banyak yang kaya,” canda Harry.

Lebih lanjut Harry mengatakan bangsa Indonesia saat ini masih dijajah bangsa asing melalui pasar modal. Lebih lanjut Harry menuturkan kebanyakan pemilik modal asing itu sengaja mencari perusahaan yang produknya banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Hal itu pada akhirnya membuat pemilik modal asing meraup keuntungan yang berlimpah.

“Sekarang ini komposisi saham milik asing yang ada di pasar modal Indonesia mencapai 60 persen,” timpal Harry.

Advertisement

Oleh sebab itu, KSEI mengimbau agar masyarakat Indonesia mau berinvestasi, agar pertumbuhan ekonomi negara kian meningkat. “Jangan takut soal untung rugi. Saat akan memulai investasi, kita harus menanamkan 3I, insaf, irit, dan investasi,” tutup Harry. (Chelin Indra Sushmita/JIBI/Solopos.com)

 

 

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif