Soloraya
Kamis, 17 November 2016 - 18:40 WIB

KEBAKARAN BOYOLALI: Gerobak dan Sepeda Motor Pedagang Siomay Ludes Terbakar

Redaksi Solopos.com  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Warga menonton bangkai sepeda motor dan gerobak siomay yang terbakar di Jl. Boyolali-Logerit, Desa Butuh, Mojosongo, Boyolali, Kamis (17/11/2016). (Hijriyah Al Wakhidah/JIBI/Solopos)

Kebakaran Boyolali, gerobak dan sepeda motor pedagang siomay keliling terbakar.

Solopos.com, BOYOLALI — Seorang pedagang mi gulung dan siomay keliling, Sartono, 31, warga Dukuh Grenjeng, Desa Metuk, Mojosongo, Boyolali, kehilangan sarana mencari penghasilan setelah sepeda motor dan gerobaknya terbakar, Kamis (17/11/2016).

Advertisement

Gerobak siomay berikut sepeda motornya terbakar di jalan Boyolali-Logerit, Desa Butuh, Mojosongo, sekitar pukul 12.30 WIB. Sartono mengatakan siang itu dia sedang dalam perjalanan menuju SMP 4 Mojosongo.

“Ya, saya dari MI Kragilan mau pindah berjualan ke SMP 4 Mojosongo. Kebetulan saat di MI Kragilan, dagangan cukup laris. Jadi saat itu regulator elpijinya saya perbesar,” kata Sartono, saat berbincang dengan Solopos.com, Kamis sore.

Advertisement

“Ya, saya dari MI Kragilan mau pindah berjualan ke SMP 4 Mojosongo. Kebetulan saat di MI Kragilan, dagangan cukup laris. Jadi saat itu regulator elpijinya saya perbesar,” kata Sartono, saat berbincang dengan Solopos.com, Kamis sore.

Dia buru-buru menuju SMP 4 Mojosongo sampai lupa mengecilkan lagi regulator tabung gas. Di sepanjang perjalanan dia sudah beberapa kali merasa tidak nyaman dengan hawa panas dari bagian belakang sepeda motor di mana gerobak siomay terpasang.

“Awalnya, kaki saya terasa panas, tapi tidak saya hiraukan karena saya kira dari knalpot. Terus kok lama-lama panas kanan kiri, saya lihat ke bawah kok ada api menyala. Akhirnya saya tengok ke belakang ternyata gerobak sisi kanan tempat kompor itu terbakar,” papar Sartono.

Advertisement

Tapi, tali yang mengikatkan gerobak ke sepeda motornya sangat banyak dan kencang. Dia pun kesulitan melepas ikatan tali.

“Saat itu saya khawatir kalau apinya sampai ke tangki bensin. Bahaya kalau meledak badan saya bisa kena, akhirnya saya menjauh saja sampai kobaran api kian besar dan membakar sepeda motor,” tutur dia.

Apinya cukup besar bahkan helm yang dia letakkan dua meter dari sepeda motor juga ikut terbakar. Rumput-rumput di tepi jalan juga ikut terbakar. Saat kejadian, tidak banyak warga yang melintas.

Advertisement

“Ada yang melintas tapi mungkin dia juga bingung mau bagaimana caranya menolong.”

Dia pun pasrah. Dia menyaksikan bagian per bagian motor Jamus berpelat nomor AD 2708 DD rontok dan hangus dimakan api. “Mungkin sampai 30 menit api berkobar menghabiskan seluruh barang dagangan dan motor saya.”

Dia menduga sumber api dari kompor yang kemudian membakar kerangka gerobak yang terbuat dari kayu. Api pun dengan mudah membakar kotak gerobak yang terbuat dari seng.

Advertisement

Beruntung Sartono tak mengalami luka sedikit pun. Setelah api padam, dia pun pulang dijemput istrinya. “Kerugian saya perkirakan Rp4 jutaan.”

Berjualan mi gulung dan siomay keliling menjadi mata pencaharian utamanya sejak tiga bulan terakhir. Dia biasa berjualan dari pukul 06.30 WIB hingga 15.30 WIB dengan rata-rata penghasilan Rp50.000-Rp60.000 per hari.

Akibat tragedi kebakaran kemarin, dia belum tahu apa yang akan dia lakukan selanjutnya. Dia butuh waktu untuk mengumpulkan kembali modal berjualan.

“Belum lagi saya harus mengganti motor teman saya itu. Motor yang saya pakai untuk jualan sebenarnya motor pinjaman. Kami baru saja beli motor second, tadi niatnya mau saya pakai, tapi enggak jadi. Eh, malah kebakaran,” ujar bapak tiga anak tersebut.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif