Sport
Kamis, 17 November 2016 - 08:30 WIB

Cerita Seru 4 Bocah Solo di Turnamen Sepak Bola Internasional

Redaksi Solopos.com  /  Ahmad Baihaqi  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Dari kiri ke kanan: Raka Gilang Yudatama, Rayhan Ali Darmawan, Doris Nugroho dan Tegar Yudi Kurniawan saat hendak terbang ke Jakarta untuk mengikuti pemusatan latihan jelang Singa Cup di Singapura, pekan lalu. (Istimewa)

Turnamen Singa Cup diikuti pesepakbola cilik asal Solo.

Solopos.com, SOLO – Tawa empat bocah cilik itu seketika meledak saat mengingat kejadian di turnamen sepak bola internasional U-12, Singa Cup, di Bukit Timah Singapura, beberapa hari lalu. Seorang anak, Tegar Yudi Kurniawan, cekikikan saat menceritakan kejadian yang dialami temannya, Rayhan Ali Darmawan, saat tim mereka menghadapi Turf City, wakil Singapura di penyisihan grup Singa Cup.

Advertisement

Bar kesampluk nangis ta kowe [Setelah tersikut lawan nangis kan kamu],” ujar Tegar sambil nyengir usil pada Rayhan.

[Baca: 4 Bocah Asal Solo Wakili Indonesia di Turnamen Sepak Bola Internasional]

Rayhan yang bertubuh ceking itu pun hanya tersenyum malu. Tak lama, teman mereka yakni Doris Nugroho dan Raka Gilang Yudatama menimpali gurauan Tegar dengan celoteh khas anak-anak. “Alah kowe ya nangis we [kamu juga menangis saja],” ucap Doris pada Tegar.

Advertisement

Malam itu, Senin (14/11/2016), mereka berkumpul di Kedai Paparozzi Pajang untuk menceritakan perjuangan mereka di Singa Cup. Empat bocah binaan Sekolah Sepak Bola R2 Solo ini memperkuat Indonesia di turnamen dengan seragam tim Forum Organisasi Sekolah Sepak Bola Usia Dini Indonesia (FOSSDI) White. Tim ini berisi 15 bocah pilihan se-Nusantara. Di Singa Cup mereka berkompetisi dengan tim U-12 lintas negara seperti Singapura, India hingga Australia.

Penampilan tim dengan kostum emas ini sempat membikin terperangah saat memenangi empat dari lima laga penyisihan grup. Raka dkk sukses menguliti wakil Singapura, Active SG Football Singapore, di pertandingan perdana dengan skor 7-0. Selanjutnya FOSSDI White terus berpesta gol saat mengalahkan wakil Australia, Bosko FC, 9-1, dan wakil India 4-0. Mereka hanya kalah saat melawan sesama tim dari Indonesia, Astam, dengan skor 0-4.

Lolos sebagai runner up grup, tim yang dihuni bocah Solo ini langsung mendapat lawan kuat Turf City di perempat final, Kamis (10/11/2016). Sempat unggul 1-0 di babak pertama, FOSSDI White harus mengakui keunggulan Turf City 1-4. Turf City kemudian menjadi juara turnamen. “Sebenarnya kami bisa mengimbangi. Kami dicurangi wasit,” ucap Rayhan.

Advertisement

Beberapa kali FOSSDI White harus mendapat kartu kuning meski hanya bersenggolan dengan pemain tuan rumah. Sebaliknya, Turf City bebas dari kartu meski menekel Doris dkk. Tegar yang berposisi sebagai bek sayap bahkan masih menahan sakit di pergelangan kaki. “Kami kesal dicurangi terus. Akhirnya permainan tak maksimal,” timpal Raka sebagai kapten tim.

Raka dan Tegar pun sempat dikira melakukan pencurian umur lantaran postur mereka lebih bongsor dibanding rekan setim. Hal itu terjadi saat laga melawan India. Ofisial pun sampai menunjukkan dokumen bahwa sang pemain memang berusia 12 tahun.

Di sisi lain, Raka dkk mendapat pengalaman lucu saat mengalahkan wakil Singapura di penyisihan. Rekan mereka asal Nusa Tenggara Timur, Amrozi, dimarahi wasit karena tidak mampu mencetak gol ke gawang yang sudah melompong. Rayhan cs pun cekikikan melihat ulah Amrozi yang gantian memarahi sang wasit.

Rayhan mengaku mendapat pengalaman luar biasa dengan bertanding di luar negeri. Selain menempa skill dan mental, Rayhan mendapat sebuah persahabatan baru. Tim Australia menghadiahi mereka sebuah boneka berbentuk koala. “Kami senang sekali dapat kenang-kenangan dari anak Australia. Tim kami berteman baik,” ucapnya.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif