Soloraya
Selasa, 15 November 2016 - 23:40 WIB

ANGKUTAN UMUM SOLO : 71 Minibus Feeder Siap Layani 4 Koridor Baru

Redaksi Solopos.com  /  Suharsih  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Ilustrasi angkutan umum perkotaan (Dok/JIBI/Solopos)

Angkutan umum Solo, sebanyak 71 minibus siap melayani empat koridor.

Solopos.com, SOLO — Pemerintah Kota (Pemkot) Solo menyiapkan 71 unit minibus untuk sarana angkutan pengumpan (feeder) guna melayani penumpang di empat koridor baru pada 2017.

Advertisement

Armada itu disiapkan untuk meningkatkan pelayanan angkutan umum perkotaan (angkuta) yang membutuhkan peremajaan. Kepala Dinas Perhubungan Komunikasi dan Informatika (Dishubkominfo) Solo, Yosca Herman Soedrajat, mengemukakan 71 unit feeder dari pengadaan 41 unit feeder pada 2016 dan 30 unit feeder pada 2017. Baca juga: Pemkot Siapkan 30 Mobil Feeder untuk Gantikan Angkot

“Pengadaan 41 mobil feeder tahun ini sudah masuk karoseri di Magelang. Untuk pengadaan 30 mobil feeder tahun depan, proses lelang akan kami mulai Desember 2016,” jelas dia saat ditemui wartawan di ruang kerjanya, Selasa (15/11/2016) sore.

Herman, sapaan akrabnya, menyampaikan 71 angkutan pengumpan itu diharapkan bisa melayani trayek angkutan umum di empat koridor yang telah disiapkan. Dia tak menyebut terperinci empat koridor dimaksud.

Advertisement

“Distribusi mobil angkutan feeder ini nanti dibagi ke empat koridor. Jumlahnya tidak bisa dibagi rata, tergantung panjang dan pendek trayek yang disepakati,” terang dia.

Dia menjelaskan trayek angkutan pengumpan di Kota Bengawan baru disusun berdasarkan kajian kebutuhan transportasi publik. “Target kami nanti trayek angkuta bisa menjangkau wilayah perbatasan, kawasan perumahan, sekolah, pasar, kantor, kawasan bisnis, terintegrasi dengan pelayanan bus BST, serta bisa memanfaatkan jalur contra flow yang sudah disiapkan,” papar Herman.

Menurut Herman, penataan ulang trayek ke depan diupayakan agar rute angkutan umum tidak tumpang tindih. Kota Bengawan memiliki total 36 trayek sebelum ditata ulang menjadi 14 koridor terdiri atas tujuh koridor untuk bus Batik Solo Trans dan tujuh koridor untuk angkuta.

Advertisement

Terkait distribusi armada untuk peremajaan angkuta, dia menyerahkannya kepada dua koperasi yang menaungi pengusaha angkuta di Kota Bengawan. “Yang penting, mereka mengikuti arahan trayek dan prosedur standar operasional kami,” kata Herman.

Dia menyampaikan perbaikan sistem pengelolaan angkuta ke depan diarahkan untuk menggunakan skema tarif tunggal. Sementara ini pengelola angkuta masih menetapkan tarif jauh dan dekat.

Selain itu, Dishub juga berharap ada penghapusan sistem setoran setelah ada peremajaan armada angkuta. “Sistem baru ini dirancang lebih menguntungkan pengelola angkuta dan meningkatkan pelayanan transportasi publik bagi warga. Harapan kami tidak ada lagi angkuta yang ngetem, tapi berjalan terus untuk memenuhi waktu tunggu antara 10 sampai 15 menit setiap angkuta,” ujar dia.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif