News
Senin, 14 November 2016 - 22:30 WIB

Pemerintah Tanggung Biaya Perawatan 3 Bocah Korban Bom Gereja Samarinda

Redaksi Solopos.com  /  Adib Muttaqin Asfar  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Personel Brimob Polda Kaltim mengamankan lokasi ledakan bom di Gereja Oikumene Kecamatan Loa Janan Ilir, Samarinda, Kalimantan Timur, Minggu (13/11/2016). (JIBI/Solopos/Antara/Amirulloh)

Pemerintah menanggung seluruh biaya perawatan 3 bocah korban bom gereja di Samarinda.

Solopos.com, SAMARINDA – Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy meminta tim dokter agar all out merawat tiga korban luka ledakan Gereja Oikumene Samarinda. Muhadjir menegaskan aksi teror memakan korban jiwa ini sangat mengancam keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Advertisement

“Mudah-mudahan korban bisa diselamatkan, kesadaran Triniti [salah satu korban luka bakar] bagus. Kami minta kepala rumah sakit menanganinya secara full team dan pelayanan sebaik-baiknya. Dan semua biaya ditanggung pemerintah,” jelas Muhadjir, Senin (14/11/2016) berkunjung ke Rumah Sakit AW Sjahranie Samarinda.

Muhadjir sempat menemui korban meninggal dunia Intan Olivia Marbun, anak balita 2,5 tahun. Dia mengatakan atas nama pemerintah menyampaikan duka cita yang sangat mendalam dan meminta pelaku peledakan gereja dihukum seberat-beratnya.

“Tadi saya sampaikan salam dari Bapak Presiden kepada keluarga korban. Agar bersabar dan menerima dengan ikhlas. Dan saya mengutuk keras apa yang dilakukan [peledakan bom molotov] mengenai anak-anak tak berdosa [menjadi korban],” kata Muhadjir.

Advertisement

Muhadjir mengatakan kejadian peledakan bom di Gereja Oikumene Samarinda menjadi pelajaran berharga bagi Indonesia untuk serius memberantas terorisme. Teroris merupakan suatu hal nyata dan ancaman bagi NKRI.

“Bukti nyata korban terorisme ini adalah anak-anak yang tak berdosa dan tidak tahu persoalan politik. Dia ingin dapat kedamaian dan keramahan serta bebas bermain. Maupun mendapat kasih sayang. Saya kira teror hal ini sangat keji,” jelas Muhadjir.

Ledakan gereja Oikumene, Minggu (13/11/2016), melukai 4 anak-anak yaitu Intan Olivia; Alvaro Aurelius, 4; Triniti Hutahaya, 3; dan Anita Kristobel Shiotang, 2. Sebagian besar korban mengalami luka bakar sekujur tubuh.

Advertisement

Saksi mata di lokasi kejadian mendengar suara ledakan sangat keras dan asap mengepul. Para orang tua lalu teriak histeris melihat anaknya terluka akibat ledakan bom.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif