Jogja
Minggu, 13 November 2016 - 08:20 WIB

UMKM JOGJA : Ciptakan Mainan Edukatif, Berdayakan Kalangan Disabilitas

Redaksi Solopos.com  /  Mediani Dyah Natalia  | SOLOPOS.com

SOLOPOS.COM - Pemilik ABC Toys Rita Indriana berfoto di antara alat permainan edukatif (APE) dari kayu di rumahnya di daerah, Jumat (11/11/2016). (Bernadheta Dian Saraswati/JIBI/Harian Jogja)

UMKM Jogja berikut berupa produk mainan edukatif.

Harianjogja.com, JOGJA — Anak Bangsa Cerdas Toys atau yang lebih dikenal dengan ABC Toys merupakan sebuah usaha kreatif di bidang produksi alat permainan edukatif (APE) berbahan dasar kayu. Usaha ini dirintis sejak 13 tahun oleh sepasang suami istri, Eka Kurniawan dan Rita Indriana.

Advertisement

Berbekal latar belakang suami seorang pengajar di SLB N 1 Bantul, pasutri dua anak ini pun mencoba membuat permainan edukatif dengan bahan kayu mahoni dan jati belanda. Awalnya, mereka membuat puzzle. Setelah berjalan dua tahun, mereka mengembangkan APE lainnya seperti labirin, kereta, menara, balok, dan sampai saat ini sudah ada lebih dari 200 item mainan.

Produk permainan dari kayu ini dibuat semenarik mungkin dengan warna dan bentuk yang bisa menarik perhatian anak-anak. Rita juga mengutamakan sisi keamanan dalam pembuatannya.

“Keunikan aman untuk anak-anak dari sisi catnya, produk kami tidak ada yang runcing, warnanya cerah, dan yang jelas semua produk sudah ber-SNI,” katanya pada Harianjogja.com di kediamannya di daerah Gedongkiwo, Mantrijeron, Jogja, Jumat (11/11/2016).

Advertisement

Harga yang ditawarkan cukup kompetitif. Harga puzzle paling murah dijual sekitar Rp23.000 dan termahal adalah labirin sampai Rp350.000. Permintaan terbanyak adalah permainan balok kayu warna natural, sebab dari permainan itu, imaginasi lebih dapat berkembang. “Saat membangun [menyusun balok] tidak melihar warna tapi bentuknya,” ungkap perempuan yang saat ini menjabat sebagai Ketua Asosiasi Mainan Anak DIY Cahaya Abadi tersebut.

Selain menjual secara offline, ia juga memasarkan secara online meski porsinya sangat kecil. Rita memiliki 75 member tetap yang dalam jangka waktu tertentu selalu memesan produk-produknya. Member itulah yang kebanyakan menjual produk ABC Toys kembali melalui sistem online. Dalam sebulan, setidaknya ABC Toys bisa memproduksi sekitar 800 set APE. Omzet yang diterima sekitar Rp25 juta dan keuntungan sekitar 25% dari omzet tersebut.

Selain menjadi sumber penghasilan bagi keluarganya, bisnis keluarga ini pada akhirnya menjadi sumber rejeki bagi 10 karyawannya. Bahkan empat di antaranya adalah penyandang disabilitas tunagrahita, tunawicara, dan tunarungu. Keempatnya merupakan lulusan SLB N 1 Bantul, tempat di mana suami Rita mengajar.

Advertisement

Setelah pemerintah menggencarkan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di tingkat desa, bisnis pembuatan APE ini pun juga kecipratan untung. ABC Toys menjadi langganan sekolah-sekolah PAUD yang ada di beberapa daerah di DIY. “Sudah terlihat kenaikan permintaan karena kami juga aktif ikut pameran Gebyar PAUD,” kata Rita yang akhirnya memutuskan menjadi pengajar PAUD di kampungnya itu.

Ia hanya berharap, selain sebagai ladang bisnis, ABC Toys juga menjadi shelter workshop mandiri untuk anak-anak penyandang disabilitas serta semakin mengembangkan berbagai macam variasi mainan yang mendukung kecerdasan anak bangsa. Atas bisnisnya itu, belum lama ini ABC Toys mendapat juara Kategori Manajemen Usaha dalam Dekoya Award yang diselenggarakan oleh Dekranasda Kota Jogja dan mendapat uang tabungan senilai Rp4,5 juta.

Advertisement
Advertisement
Berita Terkait
Advertisement

Hanya Untuk Anda

Inspiratif & Informatif